Sunset in Seoul

3.3K 513 156
                                    

Selasa sore, tepat ketika rintik hujan meninggalkan jejak basah di atas genting, Yoongi terbangun dari tidur siangnya. Ia sengaja membatalkan meeting dengan sang editor, Yoo Kihyun dengan alasan pribadi. Bohong sih, karena sebenarnya draft ketiga yang ia janjikan selesai dalam dua hari belum rampung juga. Masa bodoh dengan teror panggilan dari Kihyun yang berdering tak kenal lelah. Yoongi lebih memilih untuk bercinta saja dengan kasurnya.

Itu lebih baik.

-sebelum telinganya mendengar pintu apartemen terbuka ditambah derap langkah yang terburu semakin mendekat.

"Hyuuuuuung!!"

Kim Taehyung muncul bersama dua paperbag di tangan, dengan santainya membuka pintu kamar Yoongi yang tak dikunci.
Decihan malas pemuda Min itu menyambut kedatangan Taehyung yang semringah. Lalu dengan seenaknya ia langsung menghamburkan diri ke kasur Yoongi--berbaring tepat di sampingnya.

"Bangun, Hyung!"

"Pergi sana, kau mengganggu waktu istirahatku!", usir Yoongi begitu Taehyung mulai usil menusuk-nusuk pipinya.
"Ck, setidaknya kau sambut kedatanganku dengan manis, Hyung. Menyebalkan!", keluh Taehyung dengan bibir mengerucut sok imut.
"Lebih baik aku lanjutkan tidur. Kau pergi sana! Enyah!"

"Aahh, Hyuuuungg!"
"Pergi sana!"
"Tidak, aku mau tidur denganmu saja."
"Haiisshh!", Yoongi terpaksa mendudukkan diri lalu mengeluarkan tenaga tak seberapa besarnya untuk mendorong Taehyung kuat-kuat hingga pemuda itu terjungkal dari tempat tidur.

Bruukk!!

"Aaaakkk! Bokongkuuuuuu!!"

.

Beberapa menit kemudian, Taehyung berada dalam posisi tengkurap sedangkan di sampingnya Yoongi sibuk mengoleskan minyak urut. Ini aneh, ketika Taehyung mengeluhkan bokongnya yang sakit, tapi ia justru minta pinggangnya saja yang dioles minyak itu.

"Kau yakin tidak perlu dioleskan di bokong? Mungkin tulang ekormu butuhㅡ"

"Tidaaaakk! Tidak, Hyung! Tidak! Jangan sentuh bagian itu. A-aku, ehm. Sensitif", Taehyung berseru dengan gurat malu yang kentara di wajah. Bahkan daun telinganya ikut berperan mengekspresikan bagaimana malunya ia. Sedang Yoongi masih dengan santainya mengoles serta memijit pinggul Taehyung tanpa menyadari ada sesuatu yang sudah terbangun di bawah sana.

Tentu saja milik Taehyung. Karena Yoongi sama sekali tidak merasakan apapun.

Gila sekali. Kenapa hanya sentuhan dan pijatan ringan dari Yoongi bisa membuatnya demikian? Taehyung bergidig sembari gelengkan kepala di balik bantal yang sengaja ia telungkupkan di kepala.

Tidak. Jangan sekarang. Aku tidak mau merusaknya lagi. Tidak. Tidak.

Taehyung sibuk meracau dalam hati. Menahan hasrat dalam diri sekuat tenaga demi Yoongi. Karena ia tak mau mengulangi kesalahan yang sama. Ia tak mau kembali membuat Hyungnya kecewa.
Sekalipun ia sangat menginginkan Yoongi, bukan berarti ia bisa seenak jidat untuk mengambilnya. Ia paham bahwa Yoongi butuh waktu. Iapun masih punya kesempatan di lain masa. Intinya, sekarang ini bukan waktu yang tepat.

Segala kesalahpahaman sudah clear. Keduanyapun sudah saling maaf-memaafkan. Kini tinggal tugas Taehyung untuk meyakinkan Yoongi tentang apa yang ia rasa. Dan juga, membuat Yoongi agar mengerti bahwa semua itu bukanlah kesalahan.
Rasa itu, hasrat yang mendalam itu, bukanlah suatu pelanggaran. Memang, sempat ada yang salah dalam hatinya. Tapi kenyataannya bukanlah demikian. Karena bagaimana bisa dikatakan salah jika yang hadir itu adalah sebuah rasa cinta?

"Kau tidak tertidur kan, Tae?", Yoongi mendekat pada Taehyung yang memejamkan matanya.
Sesaat ia tersentak karena Taehyung dengan cepat membuka mata dan memberinya tatapan tak biasa.

DDAENG! (Taegi) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang