Chapter 03 : Incident

194 27 38
                                    

Mulmed : Reina & Vano

Bagian ini ditulis oleh Inoyomi

Judul bab sengaja dibuat berbeda dari punya bintang_yui

oke cuss kita lanjutkan kisah kemarin

happy reading!

Di sepanjang perjalanan pulang, Ana tak hentinya memikirkan perkataan Reina. Dia sangat yakin gadis berkacamata itu menyembunyikan sesuatu. Ana harus mulai menyelidikinya dari X IPA 2 tahun lalu. Artinya, sekarang sudah kelas XI IPA 2.

"Non, sudah sampai." Panggilan dari pak Bima seketika membuyarkan lamunannya.

Segera Ana keluar dari mobil sambil menggendong tas punggungnya. Ia sengaja menyuruh pak Bima, berhenti di depan toko buku bertulis 'Calvin Bookstore'.

"Bapak tunggu disini saja ya, saya cuma sebentar, kok."

Ana sering menghabiskan waktunya berlama-lama di sana sepulang sekolah. Tapi hari ini dia datang untuk membeli terbitan novel terbaru dari penulis Indonesia favoritnya. Tidak seperti kebanyakan gadis lain yang menghabiskan waktu mereka untuk bermain ke mall atau menonton bioskop kesukaan mereka. Bagi Ana, cara itu membuat waktu mereka terbuang sia-sia. Bayangkan saja berapa banyak waktu yang digunakan untuk itu? Yah, Ana tidak peduli meski dibilang kuno sekalipun.

Ana memasuki lorong penuh pajangan buku keluaran terbaru. Setelah mengabsen setiap judul, ia menemukan buku yang dicarinya di deretan rak yang cukup tinggi. Dia sampai berjinjit untuk menggapainya, tapi masih gagal juga. Saat ia hampir berhasil menjatuhkan bukunya, tiba-tiba sebuah tangan dari belakang mengambilnya lebih dulu.

Ana langsung memutar tubuhnya ke belakang melihat siapa yang berani mengambil buku itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ana langsung memutar tubuhnya ke belakang melihat siapa yang berani mengambil buku itu. "Alan?"

"Siapa cepat, dia dapat."

Tanpa merasa bersalah, Alan meninggalkan Ana yang sejak tadi melongo menatapnya heran. Ana bisa saja mendapatkan buku lainnya di toko lain atau mungkin di bagian rak lain yang menyelip, tapi pantang bagi Ana menyerahkan buku yang sudah menjadi targetnya. Semua orang bisa mengatainya bodoh atau kekanakan, tapi begitulah dia. Sekali menargetkan sesuatu, ia harus mencapainya sampai akhir.

"Hei anak kepala sekolah!" Alan berhenti.
Ana menghampirinya, " Kembalikan buku milikku."

Alan tertawa kecil. "Milik lo? Nggak salah tuh? Gue yang berhasil mengambilnya. Jadi ini milik gue," elak Alan.

"Apa begini cara kamu merampas hak orang lain?" Ana menyilangkan kedua tangan di dada.

"Merampas? Sepertinya lo belum paham makna merampas. Coba lo pikir, di sini siapa yang melihat buku pertama kali?"

Secret Clover [Book 01]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang