Empat belas (C) : Feel

2.6K 251 32
                                    

.
I'm Sick of You
.
"Kalau benar tidak mencintaiku, jangan memberiku apapun. Selayaknya ibumu atau saudarimu, aku juga ingin dihargai."

*****

"Aku sebenarnya gak menyukai (Namakamu)."

Vanesha tertegun. Kemudian dia tersenyum kecil menatap Iqbaal. Matanya berbinar menandakan bahwa dia sangat berharap sesuatu hal yang besar terjadi ke dalam kehidupannya.

"Baal."

Iqbaal langsung membalikkan tubuhnya dan terkejut melihat (Namakamu) yang basah-basahan di hadapannya. Tidak ada ekspresi yang jelas mengenai wajah (Namakamu), tetapi dari sudut pandang Iqbaal sendiri, (Namakamu) menyimpan luka.

"Kamu mempermainkan perasaanku. Padahal.. aku sudah berharap. Aku terlalu berlebihan menilai semua orang itu baik." (Namakamu) berdecih. Bisa dibilang kalau saat ini tidak ada satu pun yang akan mengerti seperti apa raut wajah (Namakamu) ketika hujan turun itu. Suasana pun semakin mendingin, Iqbaal bisa merasakan kalau tubuhnya benar-benar menggigil.

"Gue bisa jelasin--"

"Kalau kamu benar tidak mencintaiku, jangan memberiku harapan. Selakyaknya ibumu dan saudarimu, aku juga ingin dihargai."

Iqbaal terdiam. Matanya melirik untuk melihat eksperesi yang ditampilkan oleh (Namakamu). "Aku gak suka Vanesha, (Namakamu)."

"Sebenarnya mau kamu itu apa, Iqbaal? Kau mengatakan hal yang sama dengan Vanesha ataupun denganku. Mana yang harus kupercaya?"

Bodoh. (Namakamu) tidak pernah merasa kecewa sebesar ini untuk Iqbaal. Dia ingin sekali melampiaskan kemarahannya kepada lelaki itu. Melihat wajah Iqbaal yang sepertinya tidak merasa bersalah itu, membuat (Namakamu) menggeram di dalam batinnya. "Kita akhiri saja kalau itu maumu."

Iqbaal terbelalak tidak percaya. Tangannya berusaha menggapai tangan (Namakamu). "Aku salah apa, (Namakamu)?"

"Aku tidak suka cowok pembohong. Jadi, kita akhiri saja. Aku bersyukur karena aku hanyalah pacar kamu. Kalau aku istrimu, aku yakin aku akan menyesal."

"Kamu menyesal mengenalku?"

(Namakamu) mengangguk, dihiraukannya tangan Iqbaal yang berkali-kali berusaha memegang tangannya. (Namakamu) mengangkat tangannya ketika Iqbaal hendak meraih tangannya lagi. "Kamu ternyata gak lebih dari sampah."

Setelah mengatakan hal itu, (Namakamu) langsung meninggalkannya. Di bawah hujan yang semakin deras membasahi semuanya. Di situlah Iqbaal merasakan hal yang tidak ingin lagi dia lakukan.

Dan Iqbaal benar-benar kehilangan jiwanya.

*****

"Halo?"

"..."

"Hm."

Tut.. tut.. tut..

(Namakamu) menghempaskan tubuhnya yang basah di atas kasurnya yang empuk itu. Matanya kembali menerawang dengan apa yang baru saja terjadi. Ketika dia sedang ingin mengunjungi kelas Iqbaal, harapannya pun pupus ketika mendengarkan percakapan itu. Dia berpikir kalau Iqbaal telah berubah, ternyata sama saja. Tidak mempunyai hati.

Possessive Bad Girl ×IDR [SGS] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang