Delapan : Ancaman Kedua

3.2K 269 8
                                    

*****

"Eh, Sil, lo doyan gak tuh sama si Pangeran Iqbaal? Gak berniat nikung (Namakamu)?"

Silmi berdecih, "Gue pernah ditolongin sama (Namakamu). Gue gak bisa bersikap serendah itu."

"Tapi, Sil.."

"Fi, lo.. gak punya harga diri? Mereka udah taken." Ujar Silmi, dia juga salah satu bad girl di sekolah selain (Namakamu) dan Ica.

Fifi menggaruk tengkuknya, "Sebelum jalur kuning melengkung? Tapi kalo gue sendiri gak berani."

"Asal lo tahu. Dunia emang kejam Fi, tapi sorry yang dimaksud jalur kuning melengkung itu pas jadi gebetan dan mereka belum pacaran. Kurang ajar banget kalo gue ngancurin hubungan mereka padahal (Namakamu) pernah nolongin gue." Ujar Silmi sambil memutar kedua bola matanya jengah. Fifi sulit dibicarakan.

"Nah.. bener tuh kata Silmi."

Suara lain tiba-tiba muncul. Fifi gelagapan melihat orang yang sedang dibicarakan ada di hadapannya. (Namakamu) menatapnya dengan senyum miring, beda dengan tatapan kepada Silmi.

Ica menggelengkan kepalanya. Lalu terkekeh, "Heh lo, Fifi kan? Tangan gue gatel pengen nampar bibir lo. Buat apa hidup lo kalo lo pikirannya cuma gunain quotes itu?"

"Lagian manusia itu hidup bukan buat nyari gituan. Attitude nya selalu gak dipake. Eh, Sil, gue cabut dulu. Yuk ca.."

Setelah (Namakamu) pamit kepada Silmi. Silmi mengangguk membalas ucapan (Namakamu) dan Ica mengikuti langkah.

"Lo liat Fi? Attitude lo pake deh, yang lo idolain siapa? Mbak Revi yang sok cans itu?"

*****

Bugh.. bugh.. bugh..

Ica dengan cepatnya memukul seorang perempuan di gudang. Ia tidak takut dilihat orang karena ia memakai masker. Setidaknya ia bermake up sedikit seram di bagian yang tidak tertutup seperti kening yang ia poles tinta merah sebagai tanda luka.

"Jangan deket Iqbaal! Atau lo mau mati?" Ancam Ica.

Sementara (Namakamu) sendiri, berdiri di depan pintu gudang sambil menyender. Tangannya bersidekap di dada. Memandang murid-murid yang berlalu lalang melewati gudang. Sebenarnya daerah gudang lumayan sepi.

"Loh? (Namakamu) kenapa di depan gudang aja?" Ucap seorang cewek datang menghampirinya.

"Gue lagi jaga, Man."

Amanda mengangguk. "Lo nungguin Iqbaal pasti.. eh si Iqbaal tadi kayaknya nyariin elo deh."

"Beneran?"

Amanda mengangguk lagi. "Cuma gengsi gitu bilangnya sampai muter-muter. Sumpah gue bingung balesnya jadi gue serahin ke Raka deh." Kemudian Amanda membelalakkan matanya saat melihat jam di tangannya. "Waduh! Gue duluan, (Nam..). Pak Toni pasti nyari gue."

"Ya.." (Namakamu) mengangguk.

Sementara itu Ica telah selesai memukul wajah korban. Ia melihat name tag nya bertuliskan nama Caitlin Halderman. Sebelum ia keluar, ia memberi pesan untuk (Namakamu) segera pergi.

Wajah Caitlin penuh dengan luka, pipinya berwarna biru-biru dan rasanya sangat menyakitkan. Tetapi.. sepertinya ia kapok untuk mendekati Iqbaal, ia bisa habis mukanya bila mendekati Iqbaal. "Awws.. gue baru tahu cewek juga suka ninju. Biasanya yang mainstream sih diiket terus disiram. Ahh.. kebanyakan nonton."

Caitlin ini sejak pagi selalu berdandan dan terlihat berusaha mendekati Iqbaal. Bahkan untungnya pas mau nekat memeluk Iqbaal, gadis itu langsung ditarik menjauh oleh Ica.

*****

Kring.. kring.. kring..

Ada alasan kenapa bel sekolah sering bergonta-ganti. Tapi, kini Ica menggelengkan kepalanya heran ketika sejak pelajaran tadi (Namakamu) selalu menulis Iqbaal di buku catatannya.

(Namakamu) bangkit dari tempat duduknya dan menoleh polos ke arah Ica. Tak lupa dengan cengiran bodohnya, "Kira-kira Iqbaal nyariin gue gak, Ca?"

"Gak." Ketus Ica. Lalu ia mencubit pelan tangannya di bawah meja. "M--maksud gue, bisa aja Iqbaal nyari lo. Gih pergi!"

(Namakamu) mendenguskan napasnya lalu ia pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata lagi.

Sementara itu, Ica duduk dengan gusar. "In your wildest dream, (Nam..)."

Alasan kenapa Ica selalu menuruti permintaan (Namakamu) karena gadis itu pernah menolongnya. Waktu itu Ica sedang tidak tahu harus kemana, tetapi..

Ica menoleh ke arah (Namakamu) keluar sambil menghembuskan napasnya yang sedih. "Dia yang selalu mengulurkan tangannya untuk orang lain."

Walaupun mungkin ada sekali atau beberapa kali yang akan (Namakamu) perbuat padanya. Ica sudah tidak memperdulikannya lagi. Karena..

(Namakamu) adalah.. satu-satunya sahabatnya yang berharga.

(Namakamu) terlalu berharga.

*****

Beberapa orang pasti ada yang ingin menyelinap masuk ke dalam perpustakaan. Termasuk, (Namakamu). Yang dilihatnya kali ini adalah Iqbaal yang tidur di atas meja dengan tangan menelungkup.

Ia tidak memperdulikan siapa nanti yang akan melihatnya. Ia berjalan menuju ke arah Iqbaal, lalu ia duduk di sebelah bangku Iqbaal. (Namakamu) mengusap lembut rambut Iqbaal sambil mengulas senyum tipisnya.

*****

Bersambung..

Ada makna tersirat loh di sini. Aku kasih kode aja ya sama kalian, kalo aku punya sahabat kayak Ica ini, dia sweet banget kan🙄 yakin deh komentarnya gak nyampe ke situ.

Aku update lebih awal karena alasan khusus :v untuk update selanjutnya nanti aku kasih di wall atau baca profil.

Nin

15 Maret 2018

Possessive Bad Girl ×IDR [SGS] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang