-Bonus Chapter-
Tik.. tok.. tik.. tok..
(Namakamu) mendenguskan napasnya karena kesal. Tidak disangka dia kembali berhadapan dengan kepala sekolahnya lagi, Bu Pia. "Kamu mau saya bicara apalagi?"
Tuk..
Pia menaruh sebuah foto kecil berbingkai itu ke atas meja dengan sangat tenang. Namun, reaksi yang didapatkannya dari (Namakamu) malah tidak sesuai dengan keadaannya saat ini.
Gadis itu mengepalkan tangannya dan menggebrak meja Pia dengan keras sampai berbunyi. Matanya mengilat menandakan kemarahan yang membara. "Maksud kamu ke sini mau saya mengingat hal yang bukan saya lakukan?"
Pia menatap datar ke arah (Namakamu). Kemudian dia berkata. "Saya tahu kamu menguping Aisyah Tamara."
Ica masuk dan kembali menutup pintu. Dia berjalan dengan tenang menghampiri keduanya yang sedang bersitegang. "Bukankah tidak baik anda menyuruh (Namakamu) untuk mengingat kejadian itu?"
"Seperti dalam pasal 28D ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi bahwa Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum."
Pia tersenyum miring, kemudian dia menyodorkan sebuah kertas yang berisi tulisan-tulisan. "Daftar nama orang yang pernah (Namakamu) celakai. Saya tahu dia pasti berbuat onar. Kamu jangan sok memberitahu saya, di sini (Namakamu) juga bisa kena pasal 28 I ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945."
Gadis itu langsung menyambar kertas itu dan membaca tulisan-tulisan yang tertera di dalamnya. (Namakamu) tersenyum kecil di balik kertas itu tanpa ada yang mengetahui. Sementara itu, Ica sedikit menegang.
"Pasal 28H ayat 4 Undang-Undang Dasar 1945. Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun." (Namakamu) memberikan kertas itu pada Ica dan menatap Pia tanpa ekspresi yang ketara. Dia mendekati Pia dan kemudian menatapnya dengan tatapan yang aneh. "Kamu sangat tidak menghargai saya."
Pia menggeram. "Iqbaal itu bukan hak milik pribadi yang dimaksud dalam pasal! Kamu jangan sembarangan mengatakan hal-hal yang udah kamu ketahui, (Namakamu)!" Dengan napas yang terengah-engah, Pia bangkit dan menunjuk (Namakamu). "Kakak kamu meninggal bukan?! Itu semua salah kamu! Lalu, kakek gak menyukai kamu setelah kejadian itu!"
Tap.. tap.. tap..
Langkah kaki Ica mendekat ke arah Pia. Dia menatap (Namakamu) sekilas yang mulai berkaca-kaca, kemudian dia mendesah. "Benar-benar sial.."
Plak.. plak..
Ica menampar dikedua pipi Pia dengan tamparan yang sangat keras. "Jangan lo bilang (Namakamu) penyebab segalanya."
"Apa anda mengangap diri anda suci? Anda kan yang waktu itu tidak perduli dan membiarkan (Namakamu) dihina! Apa belum cukup Anda yang tidak melihat secara rinci kejadian itu dan mengadukan pada kakeknya?!" Ica benar-benar kehilangan kendali. Dia mengeluarkan semua amarahnya kepada Pia tanpa bisa disaring lagi.
Pia mendengus sambil menggigit pipi dalamnya. "Kamu terlalu baik untuk menjadi sahabatnya. Saya memang gak jelas melihatnya karena saya kemudian pingsan."
"Anda.. terlalu pengecut." Ujar Ica sebelum dia membalikkan badan untuk melihat keadaan (Namakamu).
Clek..
"Maaf tadi kalian ribut sekali dan terdengar dari lu-- (NAMAKAMU)!!" Iqbaal langsung panik dan menghampiri gadisnya. Lalu, dia mengangkat (Namakamu) dengan seperti biasanya. Tetapi, sebelum akhirnya dia pergi, dia menatap tajam ke arah Pia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Bad Girl ×IDR [SGS] ✅
AcakSalahkah apabila (Namakamu) bersikap posesif kepada Iqbaal? Walaupun sebelumnya Iqbaal pernah ia tembak tetapi ditolak? [Book IDR : 4] Copyright2018 by: AnindyaAulRa SGS : Sweet Girl Series 1 Update setiap liburan nasional. Update biasa : tiap sabtu...