Empat belas (B) : He Knows

2.6K 249 19
                                    

.
The Perfect Girl in The World
.

*****

"Bii..."

Pada sabtu sore, karena sekolah (Namakamu) memiliki sistem full day school. Anak gadis itu baru saja bangun dari tidurnya tepat pukul sebelum beberapa menit lagi menuju adzan magrib.

Bibinya yang baru saja mengangkat masakannya dari wajannya pun merasa heran dengan tiba-tiba nonanya itu semakin manja. Tidak seperti biasanya gadis itu akan dengan mudah turun dari kamarnya dan malah menghampirinya ketika dia hampir selesai memasak.

Selalu dimanja, membuat Bibinya itu tahu seluk beluk bagaimana sedikit rahasia hidup nonanya itu. Dia pun langsung menyajikan nasi goreng yang baru diangkatnya itu ke dalam piring saji yang telah di siapkan di atas meja.

"Bi, kalau menurut bibi gimana perasaannya kalau cowok yang sukanya minta putus terus tiba-tiba ngajakin jalan?"

Bibinya lama menyahut, dia meletakkan wajan itu di samping kompor lalu melihat ke arah (Namakamu). "Aneh?"

(Namakamu) tertawa. Suaranya sangat merdu sampai sampai bibinya itu merasakan haru melihat nonanya itu tertawa. "Aneh kan? Dan aku dengan bodohnya langsung iya-in pas dia ngajakin."

"Nona setelah pulang dari pergi tadi kenapa menangis?" Tanya bibinya dengan penuh perhatian.

(Namakamu) meremas tangannya di bawah meja. Kemudian dia dengan yakin menatap bibinya sambil tersenyum. "Gapapa. Apa aku terlalu bodoh dan aneh ya, Bi?"

"Nona gak aneh, nona itu hanya unik."

*****

(Namakamu) tersenyum-senyum semenjak insiden kencan mereka yang batal. Walaupun berkali-kali Ica mengernyitkan dahinya heran dengan tingkah (Namakamu).

Ica harus menelan rasa penasarannya sampai jam istirahat berbunyi.

Tet.. tet.. tet..

Tak segan-segan lagi, Ica langsung memberondongnya dengan segala macam pertanyaan. "Lo kenapa?"

"Gak sakit kan?"

"Masih sakit ya?"

"Kemarin elo kemana sih?"

"Bibi lo bilang, lo lagi keluar."

"Terus lo nelpon bibi lo sambil nangis."

"Kok sekarang lo kelihatan baik-baik aja malahan?"

(Namakamu) memutarkan kedua bola matanya. Lalu, dia melirik Ica dengan pandangan sebal. "Satu-satu kali, nanyanya. Jadi kemarin tuh..."

FLASHBACK

Sebelum (Namakamu) benar-benar meninggalkan taman itu, dari samping Iqbaal langsung menarik tangannya. Tubuhnya pun menjadi ikutan tertarik sehingga badannya berbenturan dengan badan milik Iqbaal. Yang dilihatnya semalam adalah keringat Iqbaal yang bercucuran dan matanya yang malah kembali menangis.

Hal itu langsung membuat Iqbaal panik dan berusaha melepaskan mereka. Sayangnya, (Namakamu) malah mengeratkan pelukan mereka sambil menggeleng. Lalu gadis itu berkata, "Aku gak mau dilihat."

"Maaf." Ujar Iqbaal dengan tulus. Dia membalas memeluk erat (Namakamu).

"Maaf udah terlambat. Aku.. lagi ada masalah."

*****
KENCAN PERTAMA
*****

Di dalam sebuah bioskop, (Namakamu) dan Iqbaal duduk di bangku barisan tengah dengan popcorn yang berada di tengah-tengah kursi mereka. Hari ini mereka akan menonton sebuah film yang katanya terkenal di Indonesia. Genrenya romantis karena itu keinginan (Namakamu) sendiri.

Sampai akhirnya mereka berdua selesai menonton filmnya. (Namakamu) dengan semangat kembali menceritakannya kepada Iqbaal yang dibalas dengan senyuman bahkan tepukan di atas kepala (Namakamu).

"Kamu senang?"

(Namakamu) mengangguk dengan kuat. Kedua tangannya terkepal ke atas.

Sementara itu, Iqbaal yang melihatnya hanya terkekeh dan kembali menepuk pelan kepala (Namakamu). Yang malah membuat sang gadis malah mencebibikkan bibirnya. "Kamu kenapa?"

"Jujur sama aku, kamu anggep aku kucing kan?"

"Apa bedanya?"

"Iqbaal jahat." (Namakamu) langsung bersidekap di depan dada dan membuang mukanya. Sepertinya gadis itu benar-benar sedang mengambek.

Iqbaal tersenyum dan menggenggam tangan kekasihnya itu. Lalu dia menciumi buku-buku tangan (Namakamu). Dia bahkan kembali menatap mata (Namakamu) dengan pandangan yang teduh, yang waktu itu jarang sekali diperlihatkannya. "Kan sama sama manisnya. Bagi aku, kamu sama kucing itu sama. Kalau dielus, langsung deh sikapnya manis."

"Tapi kan aku bukan hewan." Walaupun wajah (Namakamu) memerah tomat karena tergoda dengan gombalan Iqbaal. Dia masih saja tidak menyukai masalah persamaannya dengan kucing. Mungkin tentang hewan dan dia yang manusia.

"Iya, kamu kan manusia. Yang cantik, bukan begitu?"

Blushh..

(Namakamu) tak sanggup melihat wajah Iqbaal. (Namakamu) merasa bahwa dirinya mulai terasa sangat murahan bisa tergoda hanya karena tiba-tiba Iqbaal menggodanya.

*****

Bersambung..

Maafkan daku yang tidak bisa menjadi author yang selalu bikin tiap part sedih. Hehe.. see you in the next chapter gaess! Keep staytune ya guys.

Kalau kurang sweet maaf ya^^ soalnya aku pindah lagi adegannya, belum sreg aja gitu. Mungkin ke depan masih ada kok. Karena aku bakalan ninggalin kalian selama 2 minggu wkwk.

Aku akan next lagi tanggal 08 September. Tapi sebelum itu, tinggalkan vote dan koment ya😊. Because aku tanggal 09 sept mau ada pawai, doain menang wkwk. Kalau ada kesempatan aku next juga but minggu depan kek tgl 13 sept aku akan lomba literaksi cipta cerpen. Butuh disemangatin sama kalian wkwk. Oke, sekian, makasih yang udah baca cerita ini dan memberi dukungan❣ saranghae❣.

Jangan lupa beri jejak ya, entah itu vote atau comment. Supaya aku bisa cepet next.

Lots Love,
Anine.

01 September 2018

Possessive Bad Girl ×IDR [SGS] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang