Note: Keterangan waktu menunjukkan flashback masa Junior High pemeran utama.
Tahun pertama
Busan
"Sampai jumpa chagi, kau betah-betahlah disini, ne?" ucap seorang wanita paruh baya berusia sekitar awal kepala empat pada anak gadisnya yang baru beranjak remaja. Senyum terukir tak lepas dari bibir berpoles gincu milik wanita paruh baya itu. Meski hatinya terasa agak berat, terlihat dari matanya yang agak berkabut.
Gadis muda usia remaja awal berkuncir dua itu melambai-lambaikan tangan mungilnya pada wanita tadi--ibunya. Bibirnya juga terus mengukir senyum manis. Sesekali tatapannya beralih pada gadis remaja berusia tiga tahun lebih tua darinya--kakak perempuannya yang terlihat berusaha menampilkan senyum. Juga tak lupa lambaian tangan mengibarkan tak lelah pada sang adik yang dibalas cengiran lebar sang adik.
Sekali lagi, tatapan gadis remaja berusia 12 tahun itu beralih. Kini pada seorang pria paruh baya yang sudah duduk di kursi kuda besi silver miliknya. Pria tadi yang ternyata ayah gadis remaja berkunci dua juga melambaikan tangan pada gadisnya. Gadisnya yang ia tinggal bersama wanitanya yang lain.
"Jaga dirimu baik-baik, Suzy. Jangan terlalu merepotkan halmeoni. Bantu juga halmeoni melakukan pekerjaan rumah. Oke?" Ucapan yang sudah diulang-ulang itu kembali terucap pada Suzy. Nasihat perpisahan yang diberikan ibunya.
"Dah.. Dongsaeng. Kami berangkat, jangan cengeng disini." Nasihat jahil itu berasal dari Bae Joohyun, kakak gadis 12 tahun tadi.
"Jadi diri baik-baik, Suzy-ah. "tapi meski jahil begitu. Joohyun adalah kakak yang baik, ia peduli pada anak bungsu Bae itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hardly Easy
Teen Fiction[Slow Update] Jika ini sulit maka tak akan semudah ini untuk berawal Jika ini mudah maka tak akan sesulit ini untuk berakhir