.14.

421 79 14
                                    

Tatapan itu tak lepas memandang betapa riangnya ketiga orang beda angkatan yang duduk melingkar.

'Tetaplah tersenyum.... Suzy'batinnya.
Tak terasa ia menyunggingkan senyum tipis bahagia namun matanya terlihat tak menunjukkan sinar bahagia.

Tepukan di pundaknya membuat Sehun memalingkan wajah.

"Lihat? Kau menyesal?" Hoseok berkata pelan. Ia mengarahkan dagunya pada Suzy dan kedua hoobae nya yang sedang makan sambil bersenda gurau.

Sehun hanya terdiam dengan air muka datar. Tapi pandangannya menyorot pada objek yang ditunjuk Hoseok.

"Sehun.. Sebagai temanmu, aku memang tak akan pernah merasakan apa yang kau rasa dengan pasti. Tapi, yang ku tahu kau ingin bersamanya juga, kan? Sehun, perasaan memang hanya dirasakan oleh dirimu sendiri, tapi penilaian dilakukan oleh orang lain. Dan aku menilai kau menrindukannya, benar?" Hoseok mensejajarkan dirinya dengan Sehun.

"Sehun, aku melihatmu dan kondisimu, aku menilaimu bukan tanpa sebab dan mengira-ngira, maka dari itu aku berani bertaruh kau menginginkan tempat di samping Suzy, seperti mereka." setelah Hoseok selesai dengan kalimatnya, ia memandang objek yang sama dengan Sehun.

Sehun terlihat mengepalkan tangan saat melihat dua hoobaenya berniat menyuapi Suzy. Hoseok menyadari tubuh Sehun yang menegang hanya menampilkan smirknya.

'Dasar Sehun bodoh!' umpatnya.

Tak lama berselang Sehun melengos ke dalam ruangan club Dance.

"Sehun, Sehun. Bahkan hatimu saja tak bisa kau bohongi. Bagaimana mungkin kau terus berpura-pura dihadapan orang lain?" Hoseok bermonolog kecil.

"Hyung!" sapaan Jimin menarik Hoseok pada kesadaran penuh.

"Yak! Kapjagi!bikin kaget saja!" Hoseok menaikan nada suaranya beberapa oktaf.

"A-ah.. mianhae Hyung. Tak makan siang, Hyung?" tanya Jimin kemudian.

"Hah.. Belum!" jawab Hoseok galak.

Jimin dan Taeyeong yang berada di belakang Jimin bergidik sesaat mendengar nada ketus Hoseok.

"E-em mau kami belikan sesuatu? Aku dan Tiwai mau ke kantin membeli roti." tawar Jimin pada Hoseok.

"Ya! Boleh!" Hoseok masih menjawab galak.
"Dari kalian saja dulu uangnya." lanjut Hoseok dan langsung berbalik ke kelas Club Dance.

"Jadi kita yang kena." gerutu Jimin dan Taeyong pelan.

«««««««

"Suzy! Zy-ah! Zyyyyyyyyyy-aaaahhhhhh!" teriakan nyaring itu berasal dari seorang yeoja muda yang sedang berlari ditengah panas terik.

Suzy lantas berhenti dan menengok ke arah suara berisik yang memanggil namanya. Dilihatnya Jinri sedang berlari ke arahnya.

"Hosh.. Hosh.." Jinri masih menormalkan pernapasannya setelah berlari barusan.
"Yah.. Kauh..hosh.. Kenapah malah menjauhh saat kupangh..gilh?" tanya Jinri masih ngos-ngosan.

Suzy nyengir. "Mian aku tak dengar." jawabnya singkat.

Jinri mendelik, "Tak dengar apanya? Suaraku sudah terdengar seperti toa begitu. Kaunya saja yang sibuk sendiri dengan pikiranmu." Jinri berujar kesal.

Suzy lagi-lagi memberi cengiran yang menampakkan gigi kelincinya.

"Eh, atau kau sedang memikirkan seseorang, ya?" tanya Jinri jahil. Mereka lalu mengobrol sambil melangkah menuju halte.

Hardly EasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang