Suzy, adalah anak bungsu dari keluarga Bae. Tepatnya ia adalah anak kedua dari Bae Yong Joon.
Dulu, tepatnya sekitar 6 tahun yang lalu, kakeknya dari pihak ayah yang tinggal di Busan meninggal. Membuat neneknya yang hanya tinggal berdua dengan kakeknya harus tinggal seorang diri di tempat yang habiskan selama puluhan tahun usianya--katakanlah hampir separuh hidup nenek Bae dihabiskan di Busan.
Keluarga besar ayahnya memutuskan untuk mengirim salah satu anggota keluarga keturunan Bae untuk menemani neneknya yang kesepian dan masih berduka. Kandidatnya hanya Suzy dan Joohyun, karena keduanya merupakan cucu perempuan dan diusia yang sudah mandiri.
Saat itu, Joohyun masuk usia senior high dan Suzy masuk Junior High. Dengan alasan ingin mengejar universitas impian, Joohyun dieliminasi dari kandidat menemani nenek Bae karena sekolah di Seoul lebih banyak berpotensi membuat Joohyun melanjutkan study nantinya. Jadilah, pilihan terakhir dan yang tersisa adalah Suzy.
Suzy tak keberatan tentu saja, ia menyayangi neneknya dan juga tak tega melihat neneknya harus tinggal dalam kesepian seorang diri. Apalagi, Suzy juga merasa kehilangan akan kepergian kakeknya, apalagi halmeoni, pikirnya.
Menyenangkannya lagi, ternyata ia memiliki tetangga yang masih usia sekolah, meskipun laki-laki, mereka ternyata teman yang baik. Ah, ani, mereka oppa dan dongsaeng yang manis bagi Suzy. Hingga daripada layaknya teman, mereka lebih terlihat seperti saudara kandung. Ehm, sebenarnya Jin lebih sering mengatakan kalau ia dan Suzy seperti 'mengurus anak' pada Jungkook. Jin senang sekali menggoda Jungkook dan mengatakan kalau ia seperti anaknya Jin dan Suzy, dan Jungkook telak selalu kesal jika Jin sudah mengejeknya begitu.
Suzy tersenyum tanpa sadar, hingga saat ia mengeluarkan kekehan geli pelan, Suzy tersentak dan sadar dari lamunannya. Iya, tadi Suzy tak sadar melamun hingga terkekeh geli mengingat moment lucu yang pernah terjadi dulu.
Suzy lantas menghentikan kekehannya dan menutup mulutnya dengan tangan kanannya. Ini sudah jam 8 malam, nanti disangka tertawaan siapa lagi oleh orang-orang kalau mendengar tawanya. Yaa, meski ia berada di beranda kamarnya di lantai 2 yang sepi, siapa tahu kan nanti ada orang yang mendengar, entah appa, eomma, tetangganya atau jika saja orang lewat nanti dikira hantu ngakak kan gawat.
Sreeet!
"Wah Agassi, syukurlah kukira bukan manusia." suara itu terdengar cukup lantang. Terdengar dari pintu beranda di sebrang beranda Suzy. Suaranya lembut dan manis. Seperti untaian sutra dari benang kapas, terdengar ringan meski vokal berat khas namja juga tak luntur saat ia berucap.
Lalu selanjutnya kekehan geli yang terlihat seperti ejekan dimata Suzy yang justru terdengar. Masih dari orang yang sama. Kekehan pembersih kaca yang khas.
««««««
Suzy kini terduduk di bangkunya. Letaknya masih disamping Jieun. Suzy datang ke kelas yang lumayan ramai. Entahlah namun sepertinya orang-orang datang lebih awal dari biasanya. Atau mungkin ia datang lebih siang dari biasanya. Pukul 7.15 pagi. Masih sekitar 15 menit lagi bel masuk berbunyi, pantas saja sudah ramai. Biasanya Suzy kan datang setidaknya 30 menit sebelum bel masuk paling lambat.
Suzy memandang kotak bekal warna pink dihadapannya. Kotak pink yang membuatnya sedikit lebih terlambat datang ke sekolah. Suzy terus memandang kotak itu dalam diam. Pikirannya tertuju pada si pemberi kotak itu.
"Wah Agassi, syukurlah kukira bukan manusia." suara itu memecah keheningan 5 detik yang terjadi setelah Suzy berhenti terkikik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hardly Easy
Teen Fiction[Slow Update] Jika ini sulit maka tak akan semudah ini untuk berawal Jika ini mudah maka tak akan sesulit ini untuk berakhir