Ga komen.
Ketek lo behelan.
Amin
Sera pov#
Gue dipanggil sama pak kepsek ke ruangannya.
Dan saat gue menapakan kaki di ruangan ini.. Mata gue dan cwok itu beradu.
Lalu dengan cepat dia memutuskan kontak mata kita.
"Saya mau kalian jelasin, apa yg kalian lakukan di ruang olahraga? "
"Kita nggak lakuin apa² pak" jawab sehun mendesak.
"Dia bohong pak! " jawab gua nggak mau kalah.
"Eh apaansi lo? Emng gue apain lo hah? " kesel sehun ke gua.
Fix sehun 100% benci sama gua.
"Lo grepe grepe gue! " jawab gua emosi.
"Lah? Mau amat di grepe sampe fitnah? " bales dia nggak mau kalah.
"Heh! Yg harusnya marah disini itu gue! Seenak jidat lo nuduh" sela gua.
"Hah? Apa? Nggak salah dnger gue? Yg ada elo yg nuduh gue" jawab sehun
"LAH EBUSET INI MALAH ADU BACOT" ucap pak kepsek bikin gua kicep.
Ebuset ajegila, beken juga ni kepsek gue.
"Kalian saya skors 2 minggu! "
"Ah gak bisa gitu pak"
"Alhamdulillah.. Eh! " keceplosan gua ajg.
"Kamu bersyukur?! " sentak pak kepsek.Gua nyengir aja kan ya.
"Nggak paak, maaf pak" jawab gua.
"Lebih baik kalian keluar " usir pak kepsek.
Yaudah gua keluar.
Namun saat di depan pintu, kami saling berhadapan, bertatapan.
Sehun langsung pergi begitu saja meninggalkan gue.
Dia marah.
Dia benci sama gue.
Terima kasih seulgi. Lo sukses.
Saat gue jalan melewati koridor sekolah, banyak tatapan sinis dan iba menghampiri Indra pengelihatan gue.
Image gua udh ancur tot.
Merasa risih dengan tatapan itu gue pun memilih mempercepat laju jalan gue.
Hingga akhirnya gue sampe di halte.
Keadaan sepi, hujan dan sialnya di samping gue ada sehun.
Suasana hening, canggung dan penuh aura dingin cem mau perang ae.
"Lo licik ra"
Suara itu tbtb muncul membuat jantung gue terkaget.
Dengan cepat gue pun nengok ke arah sehun.
"Emng, baru tau lo? " jawab gue songong.
"Belajar dari siapa lo? " tanya sehun dengan senyum merendahkan.
"Dari kehidupan pahit selama ini, dimana semakin lo baik maka harga diri lo semakin diinjak" jawab gue sarkas.
"Tapi licik lebih murahan "
Skakmat.
Sick anjng.
"Licik bukan apa²dibanding dunia luar yg lebih keras" jawab gue.
"Lo bukan rara yg gue kenal " ucap sehun membuat hati gue tertohok.
Sakit.
"Memang, gue udah tercemar picik nya kehidupan" jawab gue.
Lalu keadaan hening.
Tak lama angkot datang menghampiri dan gue langsung beranjak naik tanpa berpamitan seperti biasa kepada pria itu.
"Maaf" ucap gue sekilas sebelum menaiki angkot ini tapo sepertinya nggak bakal kedengeran.
Gue sampai di rumah dan seperti biasa keadaan hening tanpa satupun suara yg menyambut kedatangan gue.
Haha biasa.
Orang tua gue diculik ama kerjaan mereka.
Seperti hari biasa, gue akan menulis semua kegiatan gue sepanjang hari di buku diary pemberian sehun.
Buku yg tak seberapa namun sangat berharga di mata gue.
Buku diary berwarna hitam dengan gambar awan abu² pekat menghiasi cover nya.
28.8.18
Hari ini.. Hari gue terasa panjang. Sepanjang anu eheheheh. Gsu
Orang yg gue cintai malah membenci gue sebegitu besarnya. Sakit sumpah tapi apa daya? Gue nggak bisa berbuat apa². Semuanya udh terjadi.
Lo berhak benci gue, maki² gue, nonjok gue.. Tapi asal lo tau gue ngelakuin ini karena terpaksa. Lebih baik seperti ini.. Dibanding gue harus liat lo tersakiti smaa si iblis itu.
Mianhae sehun-ah
TBC
ETDAH COK GUA UPDATE INI NGEHE.
GUA GALAW BOSQ. MAKANNYA GUA UP.
NGEHE.
TUNGGU TERUS YA.
SARANGHAE
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
PEKA -osh
Teen FictionTentang perasaan yg tak pernah tampak, tersembunyi Indah dan rapih dalam sebuah tawa dan senyum. Tentang hati yg nyaman tanpa alasan dan tanpa diketahui. Jung sera dan oh sehun.