Tentang perasaan yg tak pernah tampak, tersembunyi Indah dan rapih dalam sebuah tawa dan senyum.
Tentang hati yg nyaman tanpa alasan dan tanpa diketahui.
Jung sera dan oh sehun.
Sehun ama si sera sekarang lagi musuhan gegara si sera selalu bilang kalo si seulgi itu ga baik untuk sehun
Mereka jadi diem diem an kayak kuli kurang ngopi.
Di sebuah halte dekat sekolah sera berdiri menunggu angkot yg biasa ia naiki dengan sabar. Hujan deras membasahi jalanan kota Jakarta dengan begitu kuatnya.
Membuat tubuh sera menggigil kedinginan merasakan hawa dingin yg merasuki nya.
"Setdah angkot kmn sih? Lama lama helikopter gua, gua suruh kesini juga nih"
suara klakson motor membuat lamunan Indah sera buyar ntah kemana. Kesadarannya pun mulai. Kembali dan melihat ke arah depan.
Seorang lelaki yg ia jauhi beberapa hari ini ada di hadapannya menaiki motor kesayangan nya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Anggep lagi ujan gais)
Sehun membuka kaca helm nya. Menatap ke arah sera sehingga kedua nya beradu pandang.
"LO BELOM BALIK? " tanya sehun sedikit kencang.
"BELOM, GUA LAGI NUNGGU ANGKOT " balas sera.
Pandangan sendu sera tak terbendung melihat orang yg dulu sedekat nadi skarang sejauh matahari dan bumi dengannya.
"Ayo bareng gua" ucap sehun.
Senyum sera tak terelakan lagi, hatinya bahagia mendengar ucapan itu dari mulut sahabatnya.
Tapi langsng ia tepis pikiran untuk mengiya kan ajakan sehun. Karena konsekuensinya usaha move on yg ia lakukan selama ini bisa gagal.
Sera menggeleng.
"Gausah, lo balik aja" jawab sera.
"lo gila? Ini ujan deres banget ra, gausah keras kepala saat ini aja bisa kaga sih? " ucap sehun membuat sera berdecak kesal.
Sehun selalu menjadi dominan dari hidupnya. Memerintahkan segalannya dengan seenaknya.
"Ck, gua bilang kaga ya kaga" ucap sera masih kokoh dengan pendirian nya.
"Keras kepala" gumam sehun.
Sehun pun lelah menghadapi sikap sahabatnya dari kecil ini. Lalu ia melajukan motornya kencang meninggalkan sera yg menggigil di halte.
Air mata sera mencelos.
Hatinya terlalu rapuh untuk di paksa.
Terlalu lemah untuk di hantam.
"Maaf hun, tapi gua ga bisa terus deket sma lo.. Gua takut rasa ini terus tumbuh semakin kuat.. Sampai menyakiti gua semakin hebat.. " ucap sera dengan suara lirihnya.
Hingga akhirnya sera menaiki angkot yg ia tunggu dari tadi. Sedangkan hujan semakin deras membuat lamunan sera semakin hanyut.
. .
Sera pun sampai di tujuannya, ia berjalan di bawah air hujan yg terus berjatuhan tanpa henti, membuat jejak tangisnya sirna.
Membuat siapapun tidak akan tau bahwa dia menderita.
Banyak orang yg berlalu lalang disini namun tak ada satupun yg menyadari bahwa gadis sma ini menangis.
Menyalurkan segala rasa yg ada di hatinya dalam tiap tetesaan air yg keluar.
Tanpa sadar seseorang terus mengikutinya dari belakang, menjaganya dari jauh, mengaguminya dengan jarak, mencintainya dalam diam.
