Limabelas

1K 195 50
                                    

Sider? Burutan.












Chanyeol pov#

Dari indojune gua liat sera kan. Yauda gua kagetin aja sekalian.

Tapi dianya malah pingsan dan disitu gua panik setengah mati.

Skrnh gua lgi di perjalanan menuju rumah sakit.

"Ra.. Please "

"Sabar, sebentar lagii"

"Tahan oke? "

Gila gua gelisah banget disitu, mana darah gak berhenti² keluar dari hidungnya. Kan gua nambah panik aja.

Gua terobos tiap lampu merah.

Maap pak polisi.

Masa depan saya lebih penting dari anda.

Akhirnya gua pun sampe di sebuah rumah sakit ternama di jkt ini. Langsung sera dibawa ke ugd.

Dan gua disuru nunggu di ruang tunggu. Keringet gua ngucur gitu aja. Kayak lagi nuunggu bini lahiran.

Langsung gua telepon si sehun.

"Halo"

"Apaasianjing nelpon"

"Lo nggak tau ini malem haaaaah"

Jelas, gua hafal sehun dimana.

"Lo ngapain disitu? Lo nyewa kamar? " tanya gua dan nggak ada tanggapan dari sahabat ga yg satu ini.

Sial.

Pip

Sambungan terputus secara sepihak.







2 jam berlaluuu~~~~

"Pak, pak permisi " suara itu membangunkan gua.

Gua pun langsung terjaga. Lah? Gua ketiduran tadi?

Saat gua liat ternyata yg membangunkan gua itu lelaki berjas putih.

"Dok gimana keadaan dia? " tanya gua to the point.

"Apa anda keluarganya? " tanya sang dokter.

Mampus jawab apaanni?

"Ah saya suaminya dok" ucap gua, si dokter pun mengangguk lalu berjalan perlahan.

"Mari ke ruangan saya" ajaknya.




.
.

Sesampainnya di ruangan.

"Dok apa yg terjadi? Apa ini parah? " tanya gua.

"Sebelumnya apa anda tau penyakit istri anda ini? " tanya dokter itu membuat gua nambah bingung.

"Saya tidak tau sama sekali" jawab gua jujur.

Dsiitu terlihat sang dokter menghela nafas panjang.

"Istri anda terkena hemofilia dan kanker otak stadium 3"

'BRAK! '

"BICARA DENGAN BENAR! PASTI ADA KESALAHAN! " sentak gua.

"Tidal ada kesalahan sedikitpun tuan, belum terlambat sera masih bisa di kemo dan menjalani pengobatan lainnya" ucap sang dokter.

Tubuh gua melemah, seakan di tusuk.

Sera?

Dengan cepat gua berlari meninggalkan ruangan dokter itu menuju ruangan dimana sera terbaring.

Saat sampai.

Wanita itu terbaring lemah disana, muka pucat pasi itu mengisyaratkan dia kesakitan.

Perlahan mendekatinnya. Menangkup tangannya.

"Raa? Kenapa lo bisa gini sih? "

"Gua takut"

"Kehilangan lo"

"Sangat sangat takut"

Gua kecup punggung tangannya lembut.

"Gua yakin lo pasti bisa sembuh.. Gua yakin! "

Oiya bokap nyokapnya? Apa udah tau?

Gua pun langsng menghubungi keluarga sera, namun tak satupun menjawab panggilan itu.

Lah pada kemana?

Tiba² gua teringat ucapan sera

"Gua mah idup ama duit, duit kayak emak bapak gua.  Dari kecil gua dikasihnya duit doang bukan perhatian "

Dan disitu gua baru sadar, bokap nyokap sera benar diculik, oleh hartaa dan pekerjaan mereka masing².

Gua kembalikan ponsel sera ke atas bakas. Kembali gua tatap mata yg tertutup rapat itu.

Mata yg menjadi candu.

Gua usap Puncak kepalanya lembut.

Jujur.

Gua sayang banget.

"Ra.. Ayo sadar "

"Lo marah sama gua? "

"Katanya mau ke dufan? Kok tidur mulu sihh"

"Kebo lo ah"

"Gua marah balik nih kalo lo nggak bangun"

"Ra"

"Sera"

"Jung sera"

'Tes'

Ntah sejak kapan, air mata ini jatuh. Ntah sejak kapan hati ini terasa rapuh.

"Gua Cinta sama lo, gua sayang.. Ayo bangun.. Pleasee"

"Please"


TBC

SETDAAHH GUA UDH LAMA BAT YA GA UP? MAAP ATUH YAA..
SIBUK BET YAWLO.

GUA USAHAIN TTP UP YA.

TUNGGU LANJUTANNYA

SARANGHAE

PEKA -oshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang