-2-

3.1K 339 19
                                    

Minggu pagi, seorang pria berusia awal empat puluhan berjalan memasuki rumahnya. Tangan kanannya membawa tas jinjing berisi pakaiannya. Sudah tiga hari dia tak pulang ke rumah karena pekerjaan yang ia ambil untuk mengantar barang keluar kota.

Pria itu, Min Kyunghoon, sudah sangat merindukan putra bungsunya. Kyunghoon memasuki rumahnya yang tak terkunci. Segera saja suara tawa putra-putranya dapat dia dengar. Taehyung dan Yoongi sedang saling bercanda dan kejar-kejaran rupanya. Bisa Kyunghoon tebak jika si bungsu telah mengejek kakaknya sehingga terjadi aksi saling kejar seperti yang dia lihat sekarang.

Ah, ini adalah salah satu hal yang paling dirindukannya. Keceriaan Taehyung dan tawa anak itu adalah candu baginya dan dapat menghilangkan semua rasa lelah selepas dia bekerja.  

"Appa pulang" ucap Kyunghoon mengalihkan perhatian kedua putranya.

"Appa!" teriak Taehyung bahagia sambil berlari dan segera memeluk erat ayahnya.

"Aigoo! Kenapa kau semakin tinggi, Taehyung-ah? Appa pikir baru tiga hari kita tak bertemu tapi kau sudah semakin tinggi" ujar Kyunghoon bercanda, sambil mengelus kepala putra bungsunya.

"Tentu saja. Aku 'kan tak pendek seperti Yoongi-hyung" ejek Taehyung sambil melirik Yoongi.

Kyunghoon hanya terkekeh karena tingkah menggemaskan si bungsu. Kemudian menatap putra sulungnya. Tatapannya biasa saja, namun selalu bisa membuat Yoongi merasa gugup. Yoongi sedikit membungkuk, memberi salam pada ayahnya.

"Appa pasti lelah. Biar aku siapkan sarapan. Appa bisa istirahat dulu" ucapnya kemudian berlalu menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.

Sekaku itulah hubungan Yoongi dan Kyunghoon. Sangat berbeda dengan sikap Taehyung pada ayahnya. Taehyung selalu memeluk ayahnya jika Kyunghoon baru pulang bekerja. Taehyung akan merengek dan bersikap manja pada ayahnya jika sedang sakit. Taehyung akan menceritakan semua yang terjadi padanya selama Kyunghoon tak berada di rumah. Taehyung akan menangis jika ayahnya akan berangkat bekerja dan selalu merengek agar ayahnya cepat pulang. Begitulah kedekatan Taehyung dan Kyunghoon, selayaknya ayah dan anak.

Yoongi juga ingin melakukan itu semua. Namun dia takut ayahnya akan merasa tidak nyaman. Sehingga dia hanya berusaha menjaga jarak. Yoongi cukup sadar jika Kyunghoon bersikap sedikit berbeda padanya.

Yoongi sudah menyadarinya sejak dia kecil. Sepertinya memang ada sebuah rahasia yang tak ia ketahui. Entah apa itu, Yoongi tak ingin tahu dan lebih baik dia tak tahu jika semua itu justru akan membuat hatinya sakit dan membuat hubungan mereka hancur. Lebih baik tetap seperti ini. Melihat ayahnya pulang setelah bekerja dan berinteraksi dengan Taehyung, melihat mereka bisa tersenyum dan tertawa lepas, itu semua sudah cukup bagi Yoongi.

Meskipun kadang dia juga ingin mendapat pelukan dari ayahnya, ingin mendapat senyuman hangat itu, juga usapan di kepala, seperti yang selalu ayahnya lakukan pada Taehyung.

Bagaimanapun juga Yoongi masih seorang anak yang butuh perhatian dari orang tuanya. Jadi wajar saja jika dia merasa sedikit.... iri.

Yoongi selesai menyiapkan sarapan. Semuanya sudah tersedia di hadapan sang ayah yang duduk di meja makan sambil setia mendengarkan celotehan Taehyung.

"Appa kau tau apa yang dia katakan? Dia – "

"Taehyung – ah, biarkan Appa makan dulu. Appa pasti lelah. Nanti kau bisa lanjutkan ceritamu" tegur Yoongi memotong celotehan adiknya yang sangat bersemangat.

Taehyung merengut sebal. Kyunghoon terkekeh melihat sikap si bungsu.

"Gwenchana. Setelah kita makan kau bisa melanjutkan ceritanya" ujar Kyunghoon lembut, mengelus puncak kepala si bungsu penuh sayang.

Changed ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang