-13-

1.6K 246 12
                                    

“Aku ingin pulang. Antarkan aku pulang” ucap Taehyung datar.

“Pulang kemana? Ini rumahmu, Taehyung – ah” ujar Sangyoon lembut. Tak ingin membuat suasana semakin kacau.

“Tidak. Aku tak pernah diterima di rumah ini."

“Taehyung – ah, Appa mohon dengarkan dulu penjelasan Appa. Jangan pikirkan semua perkataan Halmoni” pinta Sangyoon.

“Kalau begitu jelaskan padaku semuanya! Siapa aku sebenarnya dan bagaimana bisa aku menjadi putramu?! Dan kenapa orang yang seharusnya kupanggil Halmoni justru sangat membenciku?!” teriak Taehyung, sudah tak sanggup menahan kemarahannya. Bahkan sekarang anak itu sudah menangis.

Mianhae, Taehyung – ah" ujar Sangyoon menggenggam tangan sang putra. "Ini semua salah Appa. Dulu Appa tak bisa melindungi Eomma-mu dengan baik, sehingga Appa terpaksa meninggalkan kalian. Appa sungguh menyesal dan ingin menebus semua kesalahan Appa. Jadi tolong beri Appa kesempatan untuk menebus semuanya." p

Taehyung tertegun mendengar penjelasan itu. Tangisnya semakin deras. “Jadi aku memang tak pernah diingingkan? Itu sebabnya Halmoni sangat membenciku?” lirih anak itu di sela-sela tangisannya.

Sangyoon meraih kedua bahu Taehyung. Berusaha meyakinkannya.
“Tidak. Kau putra Appa. Kehadiranmu sangat kami harapkan. Ini semua terjadi karena kebodohan Appa. Ini semua bukan salahmu, Taehyung – ah. Jadi berhenti memikirkan hal yang tak perlu kau pikirkan. Kau hanya perlu hidup dengan bahagia di rumah ini bersama Appa.”

Taehyung menatap kedua mata sang ayah dengan ragu, “Tapi Halmoni membenciku. Halmoni hanya menyayangi Jungkook. Kenapa tak ada yang menginginkanku? Kyunghoon-Appa dan Yoongi – hyung bahkan sudah tak menginginkanku. Lalu aku harus pergi kemana?” lirihnya.

Gwenchana. Kau tak perlu pergi kemana-mana. Tetaplah disini bersama Appa. Appa akan bicara pada Halmoni nanti. Kau tenang saja, Taehyung – ah. Appa akan selalu bersamamu. Gwenchana” ucap Sangyoon menenangkan.

Dia membawa Taehyung ke dalam pelukannya. Membiarkan putra sulungnya menangis dalam pelukannya. Sangyoon tahu Taehyung pasti terluka karena mendengar perkataan dan cacian sang nenek. Apalagi anak itu belum bisa sepenuhnya melupakan Kyunghoon dan Yoongi. Jadi yang anak itu butuhkan sekarang adalah pelukan menenangkan seperti yang selalu ia dapatkan dari Yoongi. 

.
.
.

Seorang anak laki-laki sedang duduk di depan ruang rawat di sebuah rumah sakit. Wajahnya terlihat sangat lelah. Anak itu adalah Yoongi. Semalaman dia terjaga untuk menemani sang ayah yang belum juga sadar.

Semalam tiba-tiba saja ayahnya kesakitan dan pingsan ketika dia baru saja pulang dari kerja paruh waktunya. Dengan panik Yoongi membawa Kyunghoon ke rumah sakit.

Dokter bilang ayahnya mengalami gangguan pada lambungnya karena terlalu banyak minum-minum selama beberapa hari ini. Pola makannya pun tak dijaga dengan baik. Sehingga lambungnya terluka dan harus dirawat di rumah sakit.

Yoongi sangat takut dan khawatir tentu saja. Dia tak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada Kyunghoon. Anak itu mengusap wajahnya kasar. Tak tahu harus bagaimana agar sang ayah tak terus-menerus terpuruk seperti ini. Walaupun jawabannya hanya satu, yaitu Taehyung.

Jika Taehyung kembali, maka Kyunghoon pasti tak akan seperti ini lagi. Namun Yoongi tak dapat melakukan apapun karena Taehyung sudah menemukan dunianya yang baru.

Yoongi bangkit menuju toilet untuk sekedar membasuh wajahnya yang terlihat pucat dan lelah. Kemudian dia masuk ke kamar rawat sang ayah. Pagi ini Yoongi harus membolos sekolah karena tak mungkin meninggalkan ayahnya sendirian dalam keadaan sakit seperti itu.

Changed ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang