Prolog : Before Him and Hago
"Na, lo pernah tanya kan, kenapa Tuhan nyiptain hati kalau hanya untuk dipatahin kayak gini?"Cowok itu masih asik mendrible bola basket. Kaki dan tanganya bergerak dengan lincah melindungi si kulit bundar agar tak terlepas.
Mata bulat milik gadis bernama Yena itu tak lepas dari gerakan si cowok. Kedua tangannya menggenggam botol air mineral.
"Jawaban gue, karena Tuhan adalah pemilik sebenarnya," ucap cowok itu sebelum melompat lalu melemparkan bola menuju ring. Butuh kira-kira 3 detik hingga bola itu benar-benar masuk ke ring, kemudian terjatuh menuju titik gravitasi.
Dia lalu berbalik menghadap Yena. "Karena Tuhan tahu bagaimana cara menyatukannya kembali," tegasnya kemudian.
Cowok itu menghembuskan nafasnya, matanya tak bosan memandangi mata bulat yang telah terbungkus kristal bening itu.
"Dan Tuhan tahu, Na. Mana yang terbaik untuk kita."
"Gak usah muter-muter ngomongnya! Lo tahu kan nilai sastra Indonesia gue remed. Intinya aja!" Jawab Yena.
Kristal bening itu tiba-tiba meleleh. Tapi si cowok justru menarik sudut bibirnya. Tersenyum—manis.
"Cinta itu nggak bisa dipaksakan, Yena." Cara mengucapkannya manis, tapi terasa menyakitkan di hati Yena.
"Makanya, hanya cintailah dia yang benar-benar lo cintai. Supaya nggak ada penyesalan."
"Lo nolak gue?"
H A G O
Author Note:Cerita ini diambil pada latar waktu tahun 2016-2017. Yena, Robin, dan Kevin seangkatan sama Faili. Sebenarnya aplikasi hago baru rilis tahun 2018, tapi khusus dicerita ini, kita anggap waktu itu hago sudah lahir namun belum sepopuler sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAGO #YOURKIDUCEEHS
Teen Fiction"Cinta itu datangnya dari download aplikasi HAGO, nge-game sama lawan jenis, ngobrol, ketawa-ketawa bareng, ngepoin profil, barulah turun ke hati." YENA ㅡ Kpopers akut yang sok gaul. Rela ngabisin quotanya buat main HAGO demi satu tujuan, dapet...