Level 21 : Game Ngumpul — Want to know; About us
"Ini namanya game ngumpul." Indra menjelaskan sambil menunjukkan layar handphone Samsung miliknya.
Yena buru-buru menelan keripik singkong pedas yang belum sepenuhnya terkunyah lembut. "Pokoknya— dijamin se—ru," dukungnya pada Indra, masih setengah mengunyah. Hingga membuatnya hampir tersedak.
Baru saja Yena ingin meraih botol mineral yang ada di depan Ali, tapi sudah disambar duluan oleh Robin.
Robin membuka tutup botol mineral tadi, lalu meletakkannya di depan Yena. "Makanya makan dulu, baru ngomong," katanya pada Yena dengan nada dingin. Membuat Yena kikuk sendiri karena hampir memakinya dan akhirnya hanya bisa cengengesan.
"Gue nggak mau," tolak Robin. "Aplikasi unfaedah. Mending main coc atau pokemon, iya kan Li?" Tanyanya pada Ali untuk mencari dukungan.
Ali meletakkan jari telunjuk kanannya di pelipis kanan. "Hum," gumamnya. "Gue juga belum pernah coba main sih. Ludo hago, rebut koin, roda gila."
"Keknya seru tuh yang roda gila."
Robin menatap tajam pada Ali. Bukannya mendukung dirinya.
"Gue bilang juga apa tadi. Di roda gila ini, kita bisa main uji tantangan. Peraturannya gampang kok. Tinggal puter papan, trus lakuin apa yang tertulis di situ. Kalau gak mau ngelakuinnya, maka ada hukumannya."
"Emangnya apa hukumannya?" Tanya Ali.
"Gak ada di peraturan khusus sih, tapi gimana kalau jawab jujur pertanyaan orang yang ada di sebelah kita? Ya, buat seru-seruan aja," Usul Indra.
"Cih! Konyol banget. Gak mau ikutan deh gue." Robin melipat kedua tangannya di dada. Indra, Yena, Ali, dan Mirani menatapnya.
"Kenapa?" Sinis Yena. "Mau ngatain ini game unfaedah lagi? Selama game ini gak pakai uang dan gak ngerugiin siapapun, fine aja sih. Lagain game ini bisa dimainin bareng-bareng....
".... Tadi lo bilang game apa? Pokemon? Coc? Gak semua orang bisa maininnya Bi."
"Nah. Pilih permainan yang bisa dimainin orang banyak aja sih," ucap Indra kekeh.
"Halah Bambang! Bilang aja lo takut taruhan atau jujur. Iya kan?" Ali mengompori.
"Apaan sih? Bukan gitu. Tapi—"
"—Gue—"
Semua orang menunggu jawaban Robin.
"Mir, lo gak mau main game ini kan ya?" Tanya Robin pada Mirani. Mencoba mengalihkan pembicaraan sekaligus mencari dukungan.
Mirani yang sejak tadi memainkan botol mineralnya, tiba-tiba mendongak untuk menatap Robin. Dan dia tahu arti dari tatapan cowok itu padanya. Tatapan meminta perlindungan seperti yang selama ini dilakukannya ketika terjebak dalam situasi sulit.
"Gue mau," jawab Mirani. "Nyobain game ini."
Robin kalah telak. Empat lawan satu. Indra dan Yena sebagai pengusul game ini merasa senang. Sekali lagi dia menatap Mirani. Tapi gadis itu langsung membuang tatapannya. Melanjutkan apa yang dia lakukan sebelumnya, bermain dengan botol air mineral.
Sorry Bi. Kali ini gue ingin lo jujur dengan perasaan lo, batin Mirani.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
HAGO #YOURKIDUCEEHS
Ficção Adolescente"Cinta itu datangnya dari download aplikasi HAGO, nge-game sama lawan jenis, ngobrol, ketawa-ketawa bareng, ngepoin profil, barulah turun ke hati." YENA ㅡ Kpopers akut yang sok gaul. Rela ngabisin quotanya buat main HAGO demi satu tujuan, dapet...