Level 25 : Ketika Kita Cukup Sampai Di sini ― Game Is Over
"Gimana?" Indra meminta pendapat.
"Setuju-setuju aja sih gue. Enek liat mereka yang diem-dieman mulu. Gemes," kata Ali.
Saeroni dan Ayu sama-sama mengangguk.
Mungkin ini cara yang tepat agar Yena dan Robin bisa kembali akrab setelah kejadian tempo lalu. Persahabatan mereka bukannya hancur— hanya saja Robin dan Yena saling bersikap asing satu sama lain. Dan mereka terlihat lebih canggung daripada sebelumnya. Yena selalu menghindari Robin sementara Robin terima-terima saja dihindari Yena. Robin bahkan tak ada keinginan untuk mendekati atau memperjuangkan Yena. Selalu seperti itu.
"Lo gimana, Mir?" Kini Saeroni bertanya pada cewek yang sejak tadi fokus menonton mv kuch kuch ho tahai.
Mirani melepas salah satu headsetnya, "Terserah kalian, gue ngikut."
"Lo cemburu," selidik Indra. Membuat keduanya berdecih dalam waktu hampir bersamaan.
"Lo kenapa lagi sih? Kita udah sepakat bikin rencana untuk mengakrabkan mereka kembali lho."
"Apa gue bilang gue gak mau? Ya udah sih tinggal jalanin rencananya. Perasaan gue, biar gue sendiri yang urus."
Ayu menyenggol lengan Indra yang hendak membalas ucapan
Mirani. Dia lalu meraih pipi Mirani dan mengusapnya. "Mirani, sayang..."Bukan salah elo mereka kek gini, beb. Tapi sebagai sahabat yang baik, bukankah kita harus bantu menyelesaikan masalah mereka? Inget motto kita: Tujuh Sekawan, bukan ada setiap saat tapi ada saat dibutuhkan."
Mirani menghela napasnya. "Iya-iya. Yaudah, kapan?"
***
"Gue pulang aja ya?" Robin hampir melengos jika saja Indra tak segera menarik hodienya.
"Kok pulang sih? Kita udah capek-capek bujuk Yena biar mau ikut. Lo nya malah nyerah gitu aja."
"Lo juga boongin gue anjir! Katanya mau nonton finding dory, kenapa jadinya nonton bola sih? Lo gak inget, seberapa bencinya gue sama tim ini?"
"Ya ampun, Bambang, udah berapa kali gue bilang. Tiketnya habis. Mumpung Persija main juga. Udah lama kita gak nonton langsung. Lagian yang lain udah setuju kok."
"Tapi gue gak setuju," sanggah Robin.
"Woi, kalian!" Indra tak mengindahkan protesnya. Justru melambaikan tangan pada lima orang yang berjalan mendekat.
Pandangan Robin langsung tertuju pada gadis berponi yang mencepol rambutnya ke belakang. Mengenakan jersey orange lengkap dengan syalnya.
"Udah, anggep aja ini kesempatan buat lo sama Yena baikan. Mengulang kenangan yang mungkin aja masih bisa balik lagi," bisik Indra.
***
Di dalam stadion. Hati Yena dongkol sedongkol-dongkolnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAGO #YOURKIDUCEEHS
Teen Fiction"Cinta itu datangnya dari download aplikasi HAGO, nge-game sama lawan jenis, ngobrol, ketawa-ketawa bareng, ngepoin profil, barulah turun ke hati." YENA ㅡ Kpopers akut yang sok gaul. Rela ngabisin quotanya buat main HAGO demi satu tujuan, dapet...