Level 5: Virus Hago

6.7K 995 115
                                    







Level 5 : Warning! Permainan ini bisa membuatmu kecanduan.






     
         Cewek yang baru turun dari mobil berwarna biru muda itu bergumam kesal. Mengangkat pergelangan tangan kirinya. Sial! Dia lupa tak memakai jam tangan. Salahkan game yang baru diinstal kemarin sore, membuatnya ngegame hingga dini hari tadi. Ditambah, memikirkan kenangan yang telah kembali pulang.

"Berangkat dulu bang! Makasih, Samlaekum," katanya sambil
menyerahkan selembar uang dua ribuan pada si supir.

"Heh, dasar penebengwati tak tahu diri lu! Lu pikir gue supir angkot?!" Teriak si pengemudi mobil, seorang cowok berseragam SMA Permata Bakti 10. Tapi cewek tadi tak menggubrisnya. Kaki kurusnya terus berlari menuju gerbang sekolah Epik Highschool.

"Yena-Yena. Kalau bukan temen gue, udah gue pites lo," gumam cowok bernama Indra Tambayong itu.






***






Sesampainya di kelas X-1, Yena langsung menuju tempat duduknya. Meletakkan tas punggungnya di atas meja, lalu menidurkan kepalanya di meja. Nafasnya ngos-ngosan. Keringat membahasi dahi dan beberapa bagian tubuhnya yang lain. Dia sangat bersyukur karena belum terlambat.

Yena bukannya tipe siswa rajin yang selalu datang tiga puluh menit sebelum pelajaran dimulai. Hanya saja dia benci yang namanya lari dan terburu-buru. Karena saat dalam kondisi seperti itu, dia itu sangat ceroboh— seperti; melupakan barang barang yang seharunya dibawa, menjatuhkan barang saat berlari, tersandung, atau menubruk orang seperti barusan di koridor. Untung cowok yang tadi ditabraknya kalem, karena Yena paling malas dengan adanya keributan.

"Jam pertama kedua kosong!" Teriak si ketua kelas yang baru memasuki kelas.

Sorakan gembira langsung bergemuruh setelahnya.

"Assa (yash)," Gumam Yena. Kemudian menutup kembali  kelopak matanya— bersiap untuk tidur.

Matanya saat ini terasa sangat berat dan lelah. Seberat rindu padanya dan lelah menantinya. Eh, nggak juga sih.

"Heh, Yenawati!"

Belum satu menit, seseorang mencolek lengan Yena.

"Apaan lagi, anjir," sewot Yena.

"Santai Yen," ucap Ryuuga; kelas X1.

"Mana buku tugas lo? Sini, mau gue kumpulin."

"Lah, tugas apaan?"

"Tugas puisi B. Indo, neng."

Yena terdiam sejenak.

"Kan B.Indo masih lusa. Kok dikumpulin sekarang?"

"Kan semalem gue bilang di grup, kalau tugasnya dikumpulin hari ini. Lo pasti nggak baca grup, ck."

"La gimana gue mau baca. Tau-tau udah 2000 percakapan aja. Bisa kali buat beli gorengan. Lagian kalau gue baca satu-satu bisa gumoh."

Padahal dasar Yenanya saja yang malas. Dia berdecak sebal sambil membuka tasnya. Lalu mengubek-ubek isi tasnya.

"Lo cari apaan," tanya Ryuuga.

"Tali beha gue. Ya buku tugas lah!"

Ryuuga mengelus dadanya. "Saru banget sih Yen," tegurnya.

"Lagian tadi katanya lo nggak baca grup, yakin lo bawa bukunya?"

HAGO #YOURKIDUCEEHSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang