Level 13 : Dua Kelinci — Duo Buaya
Gadis bermata bulat itu merapikan jas almamaternya kemudian menyisir poninya dengan jari-jari. Hiruk pikuk lapangan upacara sudah terlihat karena pagi ini akan diadakan upacara, terutama bagi para petugas upacara dan paduan suara. Ngomong-ngomong tentang paduan suara, gadis itu jadi teringat pada seseorang.
Baru saja memikirkannya, mata Yena menangkap sosok itu sedang menggotong keyboard dengan seorang cowok lainnya. Tangan Yena hampir terangkat dan melambai, tapi kemudian dia ingat bahwa seharusnya dia marah pada cowok itu.
Dan tahu yang lebih menyebalkan?
Cowok itu menatap Yena dengan tanpa ekspresi ketika mereka berpapasan. Seperti orang asing yang baru bertemu.
"Mwoya, haishhh!" Umpat Yena tertahan. Dia menghentakkan kakinya kesal sebelum melanjutkan langkahnya menuju kelas.
Dan tanpa si gadis ketahui, cowok itu, Kevin tersenyum miring saat dirinya mengumpat. Dan dia juga menoleh, menatap punggung gadis itu sekilas.
"Siapa Vin?"
Kevin tersenyum tipis. "Calon pacar."
"Anjir! Nyesel gue tanya lo."
***
"Woi, minggir! Princess Yena mau lewat."
Badan kecil Yena berusaha menerobos barisan teman-temannya. Upacara sebentar lagi dimulai, tapi barisan anak X1 belum rapi dan mereka masih mengobrol.
"Ya ampun, jangan dorong-dorong Yena!"
"Siapa yang dorong sih, ini adanya gue yang kegencet bego. Minggir gue mau lewat."
"Kemana?"
"Ke hatimu.
"Eakkkk.
"Minggirlah, gue mau di barisan depan."
"HA?" Rachel, Misa, dan Naya kompak menoleh. "Tumben banget lo di depan? Katanya takut item?"
Jadi, Yena itu selama upacara di EHS belum pernah berdiri di barisan depan. Alasannya karena dia pendek dibandingkan teman-temannya dan takut kulitnya hitam. Kalau dia berdiri di belakang, dia bisa berlindung di belakang tubuh para cowok yang tinggi.
"Emang kagak boleh? Lagian udah pakai sun block gue."
"Halah, bilang aja lo mau liat si Vin," celetuk Rachel. Membuat Naya melirik tajam ke arahnya.
"Vin? Vin siapa ya? Ah, iya Vin Rana pemain Mahabarata itu kan? Eh, nenek gue masih suka banget deh nonton tuh drama, padahal kan udah tamat," ucap Yena sok heboh.
"Halah, diem lu. Modus lo udah ketahuan," sindir Rachel.
Yena menggelengkan kepalanya pada Naya, agar temannya itu tak salah paham. Tapi Naya hanya menatapnya datar. "Pokoknya gue udah peringatin. Kalau sakit tanggung sendiri."
Yena mendengus. Tapi kemudian dia malah bernyanyi, "Lebih baik sakit hati, daripada sakit gigi, huwooo huwoo." Dengan kepalan tangannya sebagai mic. Namun teguran Ryuuga akhirnya membuat cewek itu diam dan kembali ke tempatnya.
Yena berbalik. Dan dengan cepat pandangannya berhasil menemukan keberadaan cowok itu, Kevin yang berdiri di belakang keyboard, di samping barisan paduan suara. Dia memandangnya cukup lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAGO #YOURKIDUCEEHS
Teen Fiction"Cinta itu datangnya dari download aplikasi HAGO, nge-game sama lawan jenis, ngobrol, ketawa-ketawa bareng, ngepoin profil, barulah turun ke hati." YENA ㅡ Kpopers akut yang sok gaul. Rela ngabisin quotanya buat main HAGO demi satu tujuan, dapet...