Level 30 : Harusnya aku (yang disana). Sebuah cerita di masa lalu
Robin memandangi satu persatu koleksi boneka perekam miliknya. Dari semua boneka itu, ada satu boneka yang terlihat paling kumal dan hampir rusak. Robin mengambilnya...
Sebuah boneka yang pernah menjadi saksi, bahwa dirinya pernah berharap, berjuang, kemudian terluka.
Shaun—boneka itu oleh Yena dinamai dengan NaBi. Singkatan dari namanya, Yena dan Obi. Yang artinya dalam bahasa korea adalah kupu-kupu. Dan pada saat itu mereka baru saja mendapat pelajaran tentang nabi-nabi di sekolah. Jadi Yena dengan asal menamainya Na-bi.
"Yena. Gue suka sama elo. Mau nggak kalau kita jadian, lebih dari sahabat?"
Itu suara Robin yang ia rekam kurang lebih empat tahun yang lalu. Lebih tepatnya saat mereka kelas 6 SD.
Ceritanya saat itu, setelah pulang sekolah tujuh sekawan pergi ke suatu game arcade yang berada di lingkungan sekolah. Ketika yang lain memilih game aksi, Yena dan Robin memilih memainkan game mengambil boneka.
"Obi, Yena mau boneka itu," rengeknya sambil menunjuk ke arah boneka shaun.
"Nanti kalau lo dapet, bakal gue namain Nabi deh."
"Loh kok Nabi Yen?"
"Iya, Yena dan Obi. Itu kan nanti jadi milik kita berdua."
Milik kita berdua. Kalimat itu membuat pipi Robin memanas. Mencoba menyamarkan senyumnya sambil berkata, "Tapi aneh namanya."
"Udah nggak papa. Itung-itung sekalian nginget pelajaran agama tadi pagi. Ayo dong, Yena mau boneka itu, huhu."
"Iya-iya. Ini Obi usahain."
Dalam hatinya sangat bertekad untuk mengambil dan memberikan boneka itu pada Yena.
Namun sayangnya, hingga koin mereka habis Robin tetap tak bisa mendapatkan boneka itu. Dan mereka harus menyerah ketika jemputan telah datang. Mereka pun berpamitan lalu pulang ke rumah masing-masing.
Lalu pada malam harinya... Robin masih kepikiran dengan boneka shaun tadi. Setelah memastikan semua orang sudah tidur, Robin menyelinap ke luar. Kembali ke game arcade untuk mendapatkan boneka itu. Dan akhirnya setelah berkutat hampir 3 jam, dia berhasil mendapatkannya.
"Yes! Yena pasti seneng nih kalau besok gue bawain ini ke sekolah," gumamnya. Pipinya yang gembil terlihat memerah dan bibirnya sedikit pucat karena menahan dingin.
"Akhirnya dapet juga, dek, " tegur si penjaga arcade.
"Jelas dong," jawabnya bangga.
"Selamat deh. Oh ya, itu boneka perekam. Elo bisa ngerekam suara lo dengan mencet perut bonekanya."
"Beneran kak?"
"Bener. Lo bisa coba sendiri nanti."
"Oke, kak... Makasih banget ya."
Pria dewasa itu menggeleng setelah kepergian Robin. Dia sudah memperhatikan bocah itu sejak tadi siang. "Anak jaman sekarang. Segitunya memperjuangkan cinta. Haha. Gue dulu pas kecil kalau ngasih boneka, boro-boro diterima, malah diketawain seluruh sekolah."
Kemudian sesampainya di rumah, dengan perasaan berdebar, Robin merekam pesan pertamanya untuk Yena.
"Yena. Gue suka sama elo. Mau nggak kalau kita jadian, lebih dari sahabat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HAGO #YOURKIDUCEEHS
Fiksi Remaja"Cinta itu datangnya dari download aplikasi HAGO, nge-game sama lawan jenis, ngobrol, ketawa-ketawa bareng, ngepoin profil, barulah turun ke hati." YENA ㅡ Kpopers akut yang sok gaul. Rela ngabisin quotanya buat main HAGO demi satu tujuan, dapet...