Bagian 2

279 13 0
                                    

Bukk!!!

"aduh maaf gak sengaja" ujarnya sambil menunduk.

"gapapa ko---, loh gege"

Gege yang merasa namanya dipanggil, mendongakkan kepala nya dan menghela nafas lega "huft, shairan ternyata dikira siapa"

"lo kenapa buru buru gitu deh?" tanya shairan.

Gege menggelengkan kepalanya, "e-eh gapapa kok shai" sambil sesekali celingak celinguk dengan raut wajah sedikit cemas.

Shairan memincingkan matanya curiga "ah gua tau nih kenapa"

"pasti gara gara daren kan?" tebaknya.

Gege membulatkan matanya sambil menggeleng, "bu-bukan kok"

"ahh, muka lo itu gak pandai bohong ge. Udah jadi makanan sehari – hari lo kan? Emang kenapa sih sama daren? Niat dia kan baik mau berteman sama lo"

"shai, bukan gitu. Lo tau kan gu---"

"APA, LO APA HA?! gua bosen tau ge denger lo ngomong begitu mulu" sarkas shairan.

"maaf shai, tap---"

"ngapain lo minta maaf" cibir shai.

Shairan memegang bahu gege dan menatapnya lekat, "dengerin gua, buang semua fikiran negatif lo. Please, percaya sama gua lo pasti bisa. Jangan jadiin semuanya sebagai alasan lo buat berfikir positif. Lo pasti bisa ge, gua yakin itu. Gua kenal lo bukan setahun ataupun dua tahun. Gua sahabat lo kan? Harusnya lo percaya sama gua" gege mengangguk mengerti membuat shairan tersenyum.

"dan, gak ada salahnya kan kalau daren mau jadi temen lo?"

Gege mengangguk pelan, "i-iya shai" sambil menunjukan senyumnya.

"nah gitu dong, jadi makin sayangkan sama gege" peluk shairan dengan senang.

Shairan melepaskan pelukan nya, "yaudah yuk ke kelas, udah mau bel nih" balas gege mengangguk.

Sepeninggalan mereka berdua, seseorang dibalik tembok pun tersenyum lebar. Thanks shai, gumam nya.

*****

"kantin yuk ge" ajak shairan.

"egh, gua di ke---"

"gamau tau pokoknya lo harus ikut titik dan gak terima penolakkan!" perintahnya langsung menarik tangan gege keluar kelas.

Gege yang diperlakukan seperti itu hanya bisa pasrah dan mengikutinya, "iya iya, tapi gausah ditarik tarik juga shai malu tau" sambil memperhatikan sekitar koridor yang mulai ramai.

"hehe maaf, habisnya gua seneng lo mau ikut ke kantin. Udah lama banget loh ge lo gak pergi ke kantin, kan gua jadi sendirian berasa kayak jomblo"

"emang jomblo kan" cibir gege.

Shai menghentikan langkahnya, "ihh kok gitu sih ge ngomong nya" sambil mengerucutkan bibirnya.

"lah terus harus ngomong apa?" tanya gege bingung.

"emm, shairan cantik gitu atau shairan montok, body goals, kece, keren dan yang lain – lain" ujar shairan panjang lebar.

Gege terkekeh, "kan lo sendiri yang bilang berasa kayak jomblo, dan gua cuma membenarkan doang"

"ehh, emang tadi gua ngomong gitu ya?" ucap shairan bingung sambil menggaruk lehernya tidak gatal.

Gege tertawa pelan dan menggelengkan kepala nya, bagaimana bisa shairan lupa sama perkataannya tadi. Padahal baru beberapa menit yang lalu dia mengucapkannya.

"gege ketawa?" tanya shairan.

Gege menggeleng, "enggak"

"lah tadi itu apa?"

"cuma tertawa doang"

"lah panjul sama aja itu mah, mau ngelawak ya situ?"

"ehh tapi gapapa sih, gua seneng lo ketawa kayak tadi. Manis banget tau, pantesan daren tergila – gila sama lo" sambung shairan.

"ihh apaan sih shai, yaudah yuk ke kantin" ajak gege sambil menggandeng tangan shai.

"lah tadi katanya jangan dipaksa – paksa , ini ap---"

"ini bukan dipaksa shai, ini digandeng. Udah deh gausah bawel, berasa gak kayak jomblo kan" jail gege. Membuat shai mencebikan mulutnya.

*****

"dan, gak ada salah nya kan kalau daren jadi teman lo?"

"i-iya shai"

"i-iya shai"

"i-iya shai"

"oy, kantin gak?"

Daren tersenyum ketika mengingat kejadian tadi pagi, apalagi ketika kata kata itu terus menggema ditelinga nya. Walaupun apa yang dia dengar tidak begitu menjelaskan kepastian, tapi dia yakin bahwa ini adalah sebuah kesempatan yang tidak boleh dia lengahkan sedikitpun.

"lah dia malah senyum, ini bocah ngapa ya?" sambil memegang dahi daren.

Daren tersentak kaget menatap nya tajam dan menepis tangan boby, "apan sih bob" ujarnya dengan kesal. Ganggu banget sih ini orang, gumamnya.

"lo ngapa ren senyum – senyum gitu?" tanya tio.

"kepo banget si lu berdua!" ketus daren dengan nada dingin.

"gua ngeri aja gitu, takut nya tiba – tiba lo kesam---"

"APA?!" ucap keras daren membuat boby langsung bungkam.

"yailah ren gausah ngegas lagi" sahut tio.

Daren mengehela nafas gusar sambil mengusap wajahnya, "sorry, gak maksud"

"ANJIR!!! Lo bikin gua jantungan gila" ujar boby sambil memegang dadanya.

"lo ngapa sih ren?" tanya tio sekali lagi. Daren menggeleng.

"tadi senyum – senyum, terus teriak dan sekarang geleng – geleng. Ngapa sih?" sambung boby.

"lo berdua ganggu tau gak!" desis daren.

"habis lo senyum – senyum gajelas gitu kan bikin gua---, ahh gua tau nih kenapa" ucap boby membuat daren mengangkat alisnya.

Tio yang merasa paham dengan ucapan boby menjentikan jarinya, "ahh gua juga paham nih, pasti gara---"

"kantin yok" ajak daren dan bergegas keluar kelas menuju kantin.

"lo tau kenapa bob?" tanya tio.

Boby menggeleng sambil menyengir, "sejujurnya gua gatau yo" membuat tio memejamkan matanya, dasar boby BODOH!!!




Rahasia Gemini (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang