Bagian 27

81 4 1
                                    

"pipinya mau sekalian diobati gak?"

"gausah, niatnya kan mau nutup. Yaudah fokus nutup aja gausah ke yang lain – lainya" cetus gege.

"gege ngomong nya" tegur sang ayah.

"yaudah gapapa, kalau gitu gege berbaring ya. ohiya daun nya udah ada?" tanya mbah jaja.

"udah nih mba" sahut bunda dan mengasihkan daun yang mbah jaja minta.

Gege menoleh ke arah daren, "udah gausah takut, ada aku disini. Kamu tenang aja ya" bisik daren. Gege mengangguk.

"gege taro daun ini diatas dahinya, terus pejamkan matanya ya" pinta mbah jaja. Gege mengangguk dan mengikuti aturan nya.

Hampir 5menit berlalu, dan ntah apa saja yang mbah jaja komat – kamitkan dimulutnya. Membuat semua orang yang berada diruang tamu menjadi bungkam. Gege hari ini tidak sendirian, banyak yang menemani nya. Ada bunda, ayah, nana, om nya, daren dan juga shai. Komat – kamit mbah jaja yang dikeluarkan dari mulutnya menjadi dari bagian akhir.

"udah selesai, gege boleh buka matanya" ujar mbah jaja. Gege membuka matanya dan terbangun.

"nanti gege minum ini ya, terus basuh diwajahnya 3x" suruh mbah jaja. Gege mengangguk tanpa meminumnya.

"ge minum" pinta bunda.

"iya nanti dulu bun" sahutnya.

"makasih ya mbah, semoga nanti gege jadi lebih baik" ucap ayah.

"iya sama – sama" ujar mbah jaja.

"gimana enakan?" tanya daren. Gege mengangkat bahunya.

*****

Sepeninggalan mbah jaja yang sudah bergegas pergi diantar oleh om nya, gege mendadak berubah menjadi diam tanpa banyak bicara.

"diem aja ge, mules perut lo nahan sesuatu?!" cibir shai. Membuat gege menatapnya tajam.

"gimana ge?" tanya bunda.

"gak gimana – gimana, biasa aja" sahut gege acuh.

"belum kali bun, coba liat besok – besok nya"

Gege tersenyum menyeringai, "iya liat aja besok"

"kok kayaknya cewek lo jadi berubah gitu ya" bisik shai. Daren menatapnya tanda tanya.

"lo yang berubah kali, atau jangan – jangan pindah nya malah jadi lo" ledek daren. Membuat shai mecabikan mulutnya.

"Asslamualaikum..." ucap seseorang. Membuat seluruh penghuni yang berada di ruang tamu tersebut mendadak menoleh.

Termasuk gege, yang sedaritadi sedang melamun mendadak menoleh dan langsung bergegas lari menghampiri suara asal tersebut lantas langsung memeluknya erat.

"Aaaaaa, kangeennnnnn" teriak gege disela – sela pelukan nya.

"kangenn juga kok" ujarnya dan memeluk gege kembali.

"loh kamu pulang malem ka?" tanya bunda. Membuat dua orang yang sedang berpelukan menoleh tanpa melepas pelukan nya.

"surprise dong" sahutnya sambil tersenyum.

"sok – sok banget pengen surprise" cibir nana.

"kenapa gak kabarin ayah sih" tegur ayah.

Shai yang melihat wajah daren mulai berubah menjadi merah menahan kesal, mendadak menahan tawa. "gausah jealous deh sama kakak ipar" bisiknya.

Daren menoleh sambil mengangkat alisnya, "iya kakak ipar lo, itu abang nya gege namanya kak azka" ucap shai.

"kok gua gak tau?" tanya daren sambil menatap dua orang yang masih setia berpelukan.

"abang nya kuliah diluar kota, jadi jarang ada dirumah" ucap shai. Daren mengangguk.

Gege melepaskan pelukan nya, "sok banget sibuk lo bang" cibirnya.

"emang abangmu ini selalu sibuk" sahutnya dan berjalan menghampiri bunda serta ayahnya.

"kabar gimana yah, bun?" tanyanya sambil memeluknya sebentar. Dan beralih ke bunda.

"baik kok bang" ucap ayah dan bunda berbarengan.

"gua gak ditanya nih?gak dipeluk juga?" cibir nana lagi.

"lo mau dipeluk?" tanya azka jail.

"gak, gajadi" cetus nana. Membuat orang itu terkekeh dan menghampirinya.

"sini – sini abang peluk uluh uluh, sekarang udah besar banget ya" ucapnya sambil memeluknya. Membuat nana tersenyum dan membalas pelukan nya.

"gua gak disapa kak?" sahut shai. Membuat nya menoleh.

"ehh, ada shai juga. Makin cantik yaa" ucapnya dengan senyum.

"modus mulu lo" cibir gege.

"gua daren, cowok nya gege. salam kenal" ucap daren memperkenalkan diri.


Rahasia Gemini (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang