Bagian 21

87 3 0
                                    

*flashback*

"ge lo kenapa sih, jawab jangan kayak gini" ucap shai di sela – sela pelukan nya dicampur dengan suara tangisan.

"gege, ge bangun ge. Astaga lo kenapa" ujar shai lagi. Ketika merasakan gege tidak bergerak dan berhenti menangis.

"tolong!!!" teriak shai. Sambil membenarkan posisi gege yang dibaringkan dilantai dengan sandaran paha nya sebagain bantalnya.

"ge, ayo bangun!!!" ujar shai menahan tangis sambil menepuk pelan pipinya.

"Tolong!!! Please, siapapun tolong gua" teriaknya lagi dengan frustasi dan air mata yang mulai mengalir.

Disisi lain, ketiga lelaki sedang bersendau – gurau dikoridor yang mulai terlihat sepi.

"o2n lo bob" cibir tio.

"nama gua boby bukan bob kutil" sahut boby.

"ohya ren, gimana sama gege?" tanya tio.

"ya gitu dah" singkat daren.

"udah sih cari yang lain aja, masih banyak yang nganteri jadi cewek lo. ada noh, adik kelas siapa tuh yo namanya gua lupa"

"rachel, kalau gak salah sih itu nama nya" ujar tio.

"nah iya rachel, cantik banget ren. Gua yakin lo pasti suk----"

"TOLONG!!!"

Suara teriakan tersebut, membuat mereka mendadak menghentikan langkahnya. Dan saling melempar tatapan. "lo denger gak?" tanya boby. Daren dan tio mengangguk.

"suara siapa tuh?" sambung tio. Sambil menajamkan indra pengederan nya kembali. Begitupun juga daren dan boby.

"TOLONG!!! PLEASE, SIAPA PUN TOLONG GUA"

Daren terdiam sambil menajamkan indra pendengarannya dan memejamkan matanya. "kayaknya gua kenal sama suara nya" membuat tio dan boby menoleh ke arahnya.

"siapa ren?" tanya tio penasaran.

Tanpa menjawab pertanyaan dari tio, daren langsung bergegas menuju sumber suara teriakan tersebut dengan langkah yang tergesa – gesa.

*****

"ge, bangun. Jangan bikin gua takut, lo denger gua kan" isak shai. Sambil memegang tangan gege.

Shai yang mendengar suara langkah seseorang, mendadak menoleh. "ren, please tolongin gua" teriaknya ketika dia melihat seseorang yang mengarah ke arahnya.

Daren yang merasa dirinya dipanggil dan mengenali orang tersebut, bergegas lari dan menghampirinya. Ketika sampai ditempat, seketika itu juga tubuh daren berubah menjadi lemas.

"gege" lirihnya. Dan dengan cepet dia mengambil alih mengangkat tubuhnya dan disandarkan kepala nya didada nya.

"gege kenapa shai?"tanya daren panik.

Shai menggeleng, "gua gak tau ren" sambil menangis.

"ge, bangun" cemas daren sambil mengelus pipi nya pelan.

"yaampun gege kenapa?" teriak boby dan tio berbarengan. Shai yang melihat kehadiran mereka berdua menoleh dan menggeleng pelan.

"sial! gua gabawa mobil lagi" geram daren.

"gua bawa ren, ayo bawa ke mobil gua" sahut shai. Membuat daren mengangguk.

Dengan segera daren mengangkat dan menggendong gege ala bridel style. Dan langsung bergegas pergi.

"bob, lo bawa motor gua ya" boby mengangguk.

"ge, please bangun..." gumam daren.

*****

*flahsback off*

"lo inget kan shai, lo tau seberapa panik nya gua saat itu" sahut daren.

"gua ngerti kok ren, tapi gu-gua juga bingung mau cerita gimana ke lo" balas shai.

"please shai, gua mohon" pinta daren dengan nada memohon.

Shai yang melihat daren meminta mohon, menjadi tidak tega. Tapi disatu sisi, dia tidak berhak untuk semuanya. "dia pasti bakal cerita ke lo cepat ataupun lambat ren. Gua yakin"

"tapi kapan shai, kapan?" lirih daren.

"ternyata selain pemaksa, lo orang yang gak sabaran juga ya" cibir shai.

"gua gak peduli!" desis daren.

"gege sayang sama lo ren. Dia cuma butuh waktu, kalau waktunya pas pasti dia bakalan cerita ke lo. Kalau lo emang sayang sama dia, seharusnya lo ngertiin dia. Bukan malah maksa dengan kemauan lo sendiri" ujar shai dan bergegas pergi.


Rahasia Gemini (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang