Bagian 12

134 9 0
                                    

"enggh, aku ke kamar dulu ya bun," ujar gege cepat. Mama nya mengangguk.

Sagita tersenyum sambil menggeleng melihat tingkah laku putri nya yang malu-malu mengenai lawan jenis nya.

"semoga kamu bahagia terus ge," ujar sagita ketika melihat punggung gege yang mulai menghilang dihadapannya.

Gege membuka pintu kamarnya dengan menghembuskan nafas nya kesal. Menaro tas nya di bangku meja belajar, tanpa melepas seragam dan sepatu nya gege langsung bergegas menuju ranjang pink kesayangannya dan merebahkan dirinya.

Sambil menatap langit – langit kamarnya, gege sesekali memejamkan matanya dan mengingat kembali percakapannya bersama bunda tadi.

"ah masa sih, tapi perasaan biasa aja deh" gumamnya.

Sudut bibir gege membuat lengkukan senyuman kecil, ketika kembali mengingat tentang cowok tersebut. Siapa lagi kalau bukan, Daren Abraham Lacito.

Cowok dengan segala cara untuk bisa berdekatan dengan dirinya, cowok dengan segala tekad dan keberanian nya, cowok dengan segala banyak tingkah nya dan cowok yang sedikit suka memaksa.

"ihh apaan sih, kok jadi inget – inget itu cowok. Nanti ke geeran lagi orang nya" gumamnya lagi, ketika sadar dari lamunan nya.

"bunda juga, kenapa suka sama dia sih" gerutunya.

Tapi disisi lain, gege merasakan kenyamaan saat berada di dekatnya. Rasa yang tidak pernah dia rasakanya sebelumnya, dan ini pertama kali nya dia merasakan kenyamanan sama berada didekat lawan jenisnya.

Bukan karena gege tidak pernah dekat dengan lelaki, tapi hanya saja dia baru benar benar merasakan nya bersama lelaki tersebut.

"tapi ini jantung gak bisa diem, kalau deket sama daren. Rasa nya pasti kayak mau loncat – loncat deh" sambil memeriksa detak jantungnya.

Lalu menggeleng keras, "dan gak mungkin juga kan gua cemburu sama bunda?"

"yaila gak mungkin, lagian daren mana mau sama ibu – ibu" gumamnya.

"ahh tau ahh, kenapa jadi kepikiran daren sih" ujar gege dengan kesal dan membalikkan tubuhnya serta menenggelamkan kepala nya diantara kedua tangannya.

*****

Gege bergerak gelisah dalam duduknya. Sesekali ia melihat shai yang sedang menikmati makanan nya. Ia mendadak kehilangan selera makan semenjak rasa gelisah dan gugup menyelimuti dirinya.

Shai menyadari tingkah dan gerak-gerik laku gege yang menurutnya sangat aneh, "lo kenapa ge? Bukan nya makan malah ngeliatin makanan, emang diliatin lo bisa kenyang?" tanya shai.

Gege gelagapan sambil menggeleng, "gua nggak kenapa-kenapa kok hehe, ini mau gua makan shai" ucap gege sambil memasuki makanan nya kedalam mulut.

"iyaudah makan, jangan diliatin. Kalau lo liatin gua sih wajar ya, soalnya gua cantik jadi gua maklumin"

Gege dibuat kesedak oleh ucapan shai barusan, "tuh kan gua jadi kesedak gara-gara lo nih!" shai hanya tersenyum jail.

Beberapa menit kemudian.

"shai...." panggil gege sambil mentoel – toel lengan shai.

"kenapa ge?"

Gege menggeleng, "gajadi deh hehe" sambil menyengir.

"lah bocah" balas shai bingung. Dan kembali melahap makanan nya.

Gege hanya tersenyum dan kembali melanjutkan makan nya di jam istirahat. Merasa penasaran, gege kembali mentoel – toel shai yang sedang melahap makanan nya.

"ada apa sih ge?"

"gu-gua mau nanya" ucap gege gugup.

Shai mengehela nafas dan meletakkan sendok makan nya ke mangkok, "yaila mau nanya pake bilang – bilang. Biasanya juga nanya nanya aja ge" gege hanya menyengir.

"mau nanya apa sih emang?" sambung shai bertanya.

Gege terdiam sebentar sambil mempertimbangkan, harus kah ia bertanya kepada shai? Bagaimana kalau shai malah menertawai nya dan melediki nya.

"lo per-pernah suka sama seseorang gak?" gege memberanikan bertanya dengan ragu-ragu.

Shai menjadi bungkam mendengar pertanyaan gege. Bentar, ini Gemini Putri Surya loh. Cewek yang dikenal cuek dan jutek nya menanyakan tentang suka – sukaan?.

Gak salah denger kan gua, batin shai.

"lo suka daren?" ujar shai menebak langsung.

Gege yang mendapatkan jawaban seperti itu dari mulut shai, mendadak menjadi bungkam dan salah tingkah.

"kok jadi da-daren sih"

"lalu?"

"kan gua lagi nanya ke lo, bukan bahas daren"

Shai mengangguk mengerti, "tapi intinya lo nanya ini ada hubungannya sama daren kan?"

"hayo ngaku deh" sambung shai tak mau kalah.

"a-apaan sih shai, lo ngaco deh" balas gege dan mengalihkan pandangan nya ke arah lain.

"jujur aja sih ge sama gua" desak shai.

Gege menghembuskan nafas nya, "gu-gua gatau shai, gua bingung sama perasaan gua sendiri"

"tapi disatu sisi gua nyaman kalau dekat sama daren" sambung gege.

"nah kan gua bilang juga apa" sahut shai.

"tapi gua bingung shai"

Shai meniup poni nya kesal, "apa yang dibingungin sih. Lo suka, daren pun juga suka. Yaudah jalanin aja, nanti lo juga bakalan ketemu sama jawaban dari perasaan lo sendiri"

"terus gua harus apa shai?" tanya gege.

Shai mengangkat bahunya, "gatau"

"ah shai mah, bantuin kek ish" ujar gege dengan nada memohon.

Shai melihat gege yang menatapnya dengan seperti itu terkekeh, "iya iya nanti princess shai bantu" sambil tersenyum.

"uweeek princess" cetus gege berasa ingin muntah.

"iri kan lo pengen di panggil princess wlee" ucap shai sambil memeletkan lidahnya.

"nanti gua bilang daren deh buat manggil lo princess" sambung shai.

"daren lagi, daren lagi. Mabok daren lo!" ketus gege dan membuang wajah nya ke arah lain. Membuat shai tertawa jail.


Rahasia Gemini (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang