Bagian 10

145 10 0
                                    

"cowok tadi siapa?"

Pertanyaan tersebut membuat gege menghentikan langkah nya yang hendak menuju ke kamar yang bernuansa pink.

"yang mana?" balas gege sambil menaikan sebelah alisnya.

Nana tertawa sinis, "wow yang mana, banyak banget ya?"

"bukan gitu, maksudnya itu cowok yang mana?" perjelas gege.

"menurut lo?" desis nana.

Ah gege baru ingat. Tadi sehabis makan bakso dipinggir jalan berdua, lalu daren mengantarnya pulang tepat sampai didepan gerbang nya. Apa nana melihatnya? Setaunya tadi, suasana dirumah nya sedang sepi.

"oh itu daren, temen satu angkatan tapi beda kelas. Temennya shai juga" balas gege.

"oh, gua kira pacar lo"

Gege menggeleng, "bu-bukan, cuma temenan do---"

"gapenting juga" ujar nana langsung bergegas pergi.

Gege yang melihat tingkah laku sang adik hanya bisa tersenyum. Toh, dia sudah terbiasa dengan nya. Seiring berjalan nya waktu pasti bakalan berubah, batin gege.

*****

Ting!!!

Gege yang baru masuk ke kamarnya, lantas langsung menuju meja belajarnya ketika mendengar suara dari ponselnya berbunyi. Ada beberapa notif pesan yang masuk dan belum dia baca. Dengan penasaran akhirnya gege membuka satu – persatu sambil membacanya. Ternya notif pesan tersebut berasal dari group kelas nya, yang sedikit sedang berdebat menanyakan tugas sejarah.

Gege hanya tersenyum membaca nya, seharusnya mereka kerjakan bukan malah berdebat di group. Untung gege sudah menyelesaikannya sejak kemarin. Jadi, malam ini setidak nya dia bisa sedikit lega tanpa tuntutan tugas sekolah besok.

Ketika hendak menutup dan mematikan ponselnya, dia melihat ada ada sebuah notif pesan yang baru saja masuk. Lantas gege membuka nya dan membulatkan matanya.

Daren Abraham : Add back gua

Daren Abraham : Ge...

Daren Abraham : Lo belum tidur kan?

Ternyata 3 pesan masuk yang belum terbaca oleh nya adalah pesan dari daren. Tapi tunggu, darimana daren bisa tau Id atau nomernya? Seinget gege, dia tidak pernah mengasih Id ataupun nomernya kepada lelaki itu.

Ting!!!

Daren Abraham : Di read dong nih? koran dong.

Dengan gugup, gege mulai membalas pesan tersebut.

Ting!!!

Daren Abraham : Habis darimana emang?

Gemini Putri S : Ruang keluarga.

Ting!!!

Daren Abraham : besok gua jemput ya.

Membaca pesan daren barusan membuat gege semakin gelagapan dan kebingungan. Bagaimana ini? Apa yang harus dia jawab.

Ting!!!

Daren Abraham : Gimana? mau ya.

Gemini Putri S : Gausah ren, gua diantar ayah.

Gege menggigit bibirnya, semoga aja daren membatalkan niatnya untuk menjemputnya besok. Yah, semoga aja. Mengingat bagaimana sifat lelaki itu, yang tidak suka dengan penolakan membuatnya menjadi frustasi. Gege mengacak – ngacak rambut nya, ah daren!!!. Lantas gege kembali membuka ponselnya yang baru saja berbunyi menandakan ada pesan masuk.

Ting!!!

Daren Abraham : Bilang ke ayah lo, mulai besok dan seterusnya lo bareng sama gua.

Daren Abraham : Gua gak nerima penolakan, lo tau itu kan.

Daren Abraham : Yaudah tidur sana, udah malam. See u calon pacar daren:) Goodnight!

Read.

Gege hanya memejamkan matanya dan menenggelamkan kepalanya dengan tumpuan tanganya dimeja belajar. Dasar daren, nekad banget sih!

*****

Gege terbangun tengah malam, dengan detak jantung dan nafas yang tidak beraturan. Kerigat dingin mulai mengalir di seluruh tubuhnya, serta tangan dan kakinya mulai bergetar. Dengan susah payah gege berusaha bangun duduk dan bersandar pada brankar ranjangnya.

Mendongakan kepalanya menatap langit – langit dikamar, sesekali memejamkan matanya. Sambil meremas selimut dengan erat, air mata yang dia tahan akhirnyaa jatuh juga tanpa bisa dibendung nya lagi.

Seiring dengan jatuh nya air mata, gege menggeleng – gelengkan kepalanya dengan mata terpejam.

"jangan...." lirihnya.

Seketika gege membuka matanya dan meraba sesuatu dibalik bantalnya, ada. Dia tidak lupa dan seperti biasanya selalu ada. Tapi kenapa?

Gege melirik jam wecker yang berada di atas nakas samping tempat tidurnya, jam 01.00 am. Lalu dia teringat, gege mengambil ponselnya dan mengecek sesuatu didalam sana. Gege menggigit bibirnya kecil, menaro kembali ponselnya ditempat seperti semula dan menyandarkan kembali tubuhnya. Pantas saja, kenapa dia bisa lupa. Kenapa kembali lagi?

Ck, gege tersenyum sinis dengan beriringan air matanya yang kembali jatuh membasahi pipi. Bukankah memang sering kembali? Bukan hal biasa lagi bukan? Sekuat apapun gege bertahan, tetap saja dia lelah dan kalah. Berusaha? Rasanya gege ingin tertawa ketika mendengar kata itu. Harus seberusaha apa lagi dirinya?

Gege menyeka air matanya dan dengan gerakan pelan, dia merubah posisi nya menjadi duduk dengan tumpuan tangan yang berada dipinggir ranjang. Gege mengambil nafas dan menghembuskan pelan, dengan segara gege memajukan tubuhnya melihat ke bawah tempat tidur. Seketika gege merasakan nafas nya berkurang, oksigen yang dia hirup seperti semakin menipis.

Dia mengambilkan posisi tubuhnya seperti semula. Dengan tubuh yang bergemetar, gege menekuk kedua lututnya. Gege menenggelamkan kepala nya di kedua lutunya dengan isakan – isakan kecil.

Tanpa bisa menahan isakan nya, gege benar benar menumpahkan segala ketakutannya dengan air mata yang turun deras dari mata nya.

"kenapa...."

"gege capek..."

"gak kuat..."

"gege salah apa..."

"please, pergi..." gumamnyadi sela – sela isakannya.





Rahasia Gemini (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang