Bagian 5

180 12 0
                                    

"gimana kabar lo ge?"

"astaga!!!" pekik gege kaget

"yaampun ge, ngeliat gua sampe kaget kayak gitu"

Gege menggigit bibirnya kecil, sepertinya dia mengenali orang tersebut. Ah, dia ingat sekarang.

"nama gua ti---"

"tio kan, sahabatnya daren" tebak gege langsung.

Tio tersenyum lebar, "nah itu tau, gua kirain lo gatau nama gua"

"kan waktu dikantin dikasih tau"

"oh iya iya, gua lupa" balas tio cengengesan

Gege tersenyum dengan sedikit terkekeh, "ada apa?"

"gada apa – apa sih, cuma mau nanya aja kabar lo gimana?" tanya tio.

"ba-baik kok"

Tio mengusap dada lega, "syukur deh kalau baik, jadi gada yang kurang belaian lagi" gumamnya.

"maksudnya" tanya gege bingung.

"ehh, eng-nggak itu si anu emm si daren, dia nanyain kabar lo terus dari kemarin"

"da-daren?" tanya gege gugup.

"iya, Daren Abraham Lacito. Dia uring uringan terus khawatirin lo, terus bengong mulu lagi. Kadang gua sama boby yang sering kena amukan nya sama dia, nyeremin banget asli" ringis tio.

Daren Abraham Lacito, cowok ganteng dan famous disekolahnya apalagi dikalangan kaum hawa. Siapa sih yang tidak kenal dengan nya? cowok yang biasa dipanggil Daren. Tio Aryoga dan Boby Permana adalah sahabatnya, mereka sudah saling mengenal sejak SMP. Banyak yang menyebut mereka dengan sebutan 3 sejoli, karena keakraban mereka serta kekompkan dan kemana – mana selalu bertiga.

"dimana?" tanya gege.

Tio mengerutkan dahi nya bingung, "ha? dimana apa nya?

"daren" singkat gege.

Yaampun, demi pantat nya boby. Ini cewek kalau ngomong emang bener bener gak beda jauh dari cowoknya.

"ge, kalau ngomong yang panjang gitu jangan singkat – singkat gua gak ngerti"

"panjang" balas gege. Jawaban gege barusan membuat Tio bungkam. Ini sebenernya yang aneh dirinya atau cewek yang ada dihadapannya sih?

"tadi katanya disuruh ngomong panjang, itu udah kan?" sambungnya.

"astaga!!! maksud gua kalau ngomong itu yang jelas, jangan singkat – singkat gitu gemini" ucap tio frustasi.

"bilang makanya yang jelas daritadi, gausah diputar – putar gitu kalau ngomong" ketus gege dan melangkah pergi.

"lah itu bocah ngapa ya?" ucap tio bingung.

*****

Gege melangkahkan kaki nya di koridor dengan sedikit bernyanyi pelan sambil memakai earphone pink kesayangannya. Sambil menunduk, tiba – tiba langkah nya terhenti ketika melihat sepasang sepatu berwarna hitam berada di depannya.

Merasa salah satu earphone nya dilepas oleh seseorang, gege mendongakan kepala nya dan melihat siapa yang telah menganggu langkahnya.

"kebiasaan deh pasti" senyumnya. Gege hanya terdiam.

"gua seneng akhirnya lo masuk sekolah lagi. Gimana kabar lo?" tanyanya.

"ba-baik kok" balas gege dan kembali menunduk.

Dengan gemas, seseorang tersebut memegang kedua sisi pipi kanan, kirinya dan mengangkatnya, "jangan nunduk, lo kan lagi ngomong sama gua bukan sepatu gua"

"emang sepatu bisa ngomong?" tanya gege polos.

Daren bungkam dengan pertanyaan gege barusan. Dengan senyuman kecil daren terkekeh pelan mendengarnya.

"iya gabisa lah ge, lo ada ada aja deh" gemas daren mengusap pelan kepalanya. Membuat gege membeku ditempat.

"eeh, maaf maaf. Jangan tegang dong ge, baru di usap – usap belum jadian" ceplos daren dan membuat gege berubah menjadi bingung.

Daren menggaruk kepala nya, "yaudah intinya gua seneng lo udah masuk sekolah lagi" membuat gege tersenyum.

"mau kemana?sendirian aja?" sambung daren bertanya ketika ia baru sadar bahwa gege hanya sendiri tidak bersama sahabatnya.

"hhmm, mau ke-kesana" tunjuk gege ke depan. Daren mengikuti arahan gege. Mau kemana?

"ke sana mana ge? Arah sana tuh ada kantin, perpus, toilet, taman. Nah yang mana tuh?" tanya daren jelas.

"terus-terus kenapa sendirian?" sambung nya bertanya.

"ke perpus, sama shai. Dia nanti nyusul kok" jawab nya. Daren mengangguk pelan.

"ma-makasih ya" ucap gege. Daren mengerutkan dahi nya bingung.

"buat apa ge?" tanya daren lembut.

Gege memberanikan diri menatap daren, "bu-buat 3 hari yang la---, Awasss!!!!" teriak gege. Dan reflek menarik daren kedepan, ah lebih tepatnya kedalam pelukan nya.

Tanpa sadar gege memeluk nya dengan erat, ia takut. Tapi ntah apa yang ia takutkan, takut akan dirinya atau takut daren kenapa-kenapa?

Teriakan gege sukses membuat semua penghuni yang berada di koridor berhenti dan menatap sepasang wanita dan laki – laki yang sedang berpelukan. Sadar dengan apa yang dilakukannya, gege segara mendorong daren. "ma-maaf, makasih udah bantu 3 hari yang lalu. Permisi" ucap gege dan bergegas pergi.

Daren terdiam, dan sudut bibirnya mulai membentuk menjadi senyuman kecil. Tanpa bisa menahannya senyuman kecilnya berubah menjadi senyuman lebar dan menatap punggung gege yang melangkah menjauh.

Gemeni memeluknya.

Tapi, kenapa tiba – tiba gege menariknya dan berteriak awas kepada nya? banyak sekali pertanyaan yang mulai terlintas di fikiran nya. Yakinkah semua nya hanya kebetulan?

Sadar dengan tatapan para siswa dan siwi yang berada dikoridor, senyum daren menghilang dan berubah menjadi dengan tatapan yangg tajam.

"apa lo semua liat – liat! Dia cewek gua, berani ganggu atau ngedeketin dia. Siap – siap berurusan sama gua, terutama laki-laki!" ancamnya. Membuat semua murid membubarkan diri.


Rahasia Gemini (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang