Bagian 19

83 4 0
                                    

"kamu cemburu sama mbah – mbah itu?" tanya gege. Membuat daren menoleh dan membuang muka nya ke arah lain tanpa menjawab nya.

"yaampun, aku gak hubungan apa – apa sama itu sih mbah mbah! lagian aku mana mau sih sama itu mbah mbah" ucap gege.

"terus itu siapa?" tanya daren acuh.

"itu temen nya om aku" balas gege.

Daren mengangguk tanpa menjawab.

"kamu gak percaya sama aku?" tanya gege. Daren mengangkat bahunya acuh.

Gege mendesah, "terus aku harus gimana buat kamu percaya sama aku?"

"gatau" singkat daren.

"kalau kamu gak percaya, tanya aja sama bunda. Ayo aku anterin kalau kamu masih gapercaya juga" ajaknya sambil menarik tangan daren.

"gausah, aku mau langsung balik aja" cetus daren.

"ren, kamu kok gitu sih" lirih gege.

Daren yang melihat gege seperti itu sebenernya tidak tega. Sebenarnya sedaritadi daren menahan tawa nya. Dia hanya ingin mengerjai gege dan dia juga yakin gak mungkin juga gege mau sama yang mbah mbah. Jangankan mbah mbah, siapapun tidak akan daren biarkan bila sampai mendekati gadisnya.

Posesif.

"udah kamu masuk sana!" pinta daren. Gege menggeleng.

"kamu mau ikut aku?" tanya daren.

"boleh?"

"enggak!" desis daren membuat gege mengerucutkan bibirnya.

"aku bercanda sayang. Besok aja ya, aku ajak kerumah nya. Sekarang aku udah ada janji sama tio sama boby, gaenak mereka udah nungguin aku. Yaudah kamu sana masuk" ucapnya sambil mengusap kepalanya.

"kamu gak marah sama aku?" daren menggeleng.

"aku gak marah sayang" ucap daren.

"aku percaya kok sama kamu" ucapnya membuat gege tersenyum.

Dengan segera gege memeluknya, "i love you" bisiknya.

"i love you too" balas daren dengan tersenyum.

*****

"gimana tangan nya na?"

"udah sembuh bun, gak sakit lagi pas kakak gege pijit" ucap nana sambil memperlihatkan tangan nya.

"kak gege?" tanya bunda. Nana mengangguk.

"kok bisa?" tanya bunda lagi dengan penasaran.

"lagi ngomongin apa nih?" tanya gege yang baru saja muncul. Membuat nana dan bunda menoleh ke arahnya.

"tangan gua udah sembuh kak" ujar nana.

"seriusan?" tanya gege. Nana mengangguk senang.

"kamu apain ge?" tanya bunda.

"gak aku apa – apain bun, cuma gege pijit doang kok" sahut gege. Membuat bunda nya semakin bingung.

"keren lo kak!" sahut nana. Membuat gege tersenyum.

"wahh daebak" gumam gege.

*****

Shairan mengehentikan langkah nya ketika mendapati seseorang berdiri dihadapan nya menghadang jalan nya.

"gua mau nanya sama lo?"

"mau nanya apa?"

"tapi gak disini" ucapnya.

Shai mengangkat alisnya, "kenapa?"

"gue pengen bicara empat mata sama lo" ujar daren.

"lo lagi gak niat selingkuh dari gege dan beralih ke gua kan?" selidik gege dengan tatapan tajam nya.

Daren tertawa, "gua gak nafsu sama lo, jangan kepedean deh" sambil menatap nya meledek.

"kutil lo sempak ayam! Gua juga ogah kali sama lo! gua rasa gege juga suka sama lo karena khilaf!" ketus shai.

"yaudah ah cepetan!" ujar daren.

Shairan menggeleng, "nggak mau gua"

Daren berdecak, "yaelah shai gua cuma bercanda kali"

"bodoamat!" ujar shairan dan hendak bergegas pergi.

Daren menghalangi jalan shairan, "shai, sebentar doang"

"jangan panggil gua shai, kedengeran agak aneh didenger"

Daren menghembuskan nafasnya gusar, "iyaudah ran, puas?"

"nggak!"

"udah minggir gua mau lewat!"

"sebentar aja please ran" pinta daren dengan memohon.

Sebenarnya shairan mau aja ikut daren tapi ia tak tahu apa yang ingin daren tanyakan dengan dirinya. Ia yakin ini ada kaitan nya dengan gemini.

"sebentar aja ya"

Shairan mengangguk, "yaudah dimana?"

"ikut gua" shai mengangguk dan mengikuti langkah daren dari belakang.


Rahasia Gemini (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang