15. Dare

258 30 89
                                        

"Kadang segila-gilanya orang gila, lebih gila lagi otak sahabat."

Vote yaa jangan lupa!
Komen juga!
Ntar aku usahain update cepat^^

Vote sebelum membaca❤

Ify terdiam, bingung harus menjawab apa. Apakah dia harus jujur soal perasaannya kali ini?

"Dean, foto yuk! Masa lagi di tempat bagus gini kita gak foto." Ify tidak menjawab pertanyaan Dean, mengelak.

"Yaudah, sini HP lo, biar gue fotoin."

"Foto sama lo dong."

Ify pun mengeluarkan ponselnya dan membuka kamera.

"Candid ya, De. Gue liat ke sana."

"Oke." Dean menempelkan pipinya di kepala Ify.

Cekrek...

"Deaaannn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Deaaannn... Ngakak anjir," teriak Ify tertawa terbahak-bahak.

Mereka pun tertawa bersama. Kembali mengambil gambar-gambar konyol.

Tes tes

Tetesan air turun, membuat mereka sedikit basah, hujan.

"Hujan, De. Ayo pulang!"

Dean pun mengangguki ucapan Ify. Mereka langsung berlari ke motor sport Dean dan langsung pergi dari sana.

Hujan gerimis pun menjadi deras.

"Kita neduh di halte depan dulu ya," kata Dean dan dibalas anggukan oleh Ify.

Mereka pun berhenti di halte. Dan juga banyak yang meneduh di sana. Ify mengusap-usap tangannya, mencari kehangatan.

"Lo kedinginan?"

"Iya lah, namanya juga kehujanan."

"Sini tangan lo," kata Dean dan mengambil tangan Ify, kemudian diusapnya.

Ify hanya memperhatikan perlakuan Dean. Ify berfikir, apakah Dean benar-benar menyukainya. Tapi, mengapa dia tidak mengatakan perasaannya.

"Tempelin di ketiak gue mau? Ketiak gue anget nih."

"Ih, ogah," tolak Ify.

Dean pun tertawa melihat reaksi Ify. Beberapa saat kemudian, hujan pun lumayan reda. Ify berjalan sedikit ke pinggir jalan untuk memastikan bahwa hujan sudah reda.

MASK LOVE [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang