12. Perpisahan Siswa

293 62 159
                                    

"Lirik lagu ini, adalah ungkapan isi hatiku."

Pliss jangan jadi silent readers, karena tekan tombol bintang itu gratis, gak bayar😘.

Vote sebelum membaca😘

Ify berputar-putar di depan cerminnya sembari tertawa kecil karena penampilannya, gaun berwarna hitam dicampur corak bunga-bunga, make up natural, dan memakai mahkota berbentuk bunga.


"Gue cantik nggak sih?"

Ify sering merasa insecure karena kulitnya yang tidak putih. Karena kebanyakan orang-orang menilai standar kecantikan wanita itu adalah berkulit putih bersih. Jadi, Ify selalu saja menolak perkataan seseorang yang mengatakan dia itu cantik. Ify tidak menyadari bahwa senyumannya bisa membuat seseorang mabuk kepayang.

Ify mempunyai dua lesung pipi, bulu mata yang panjang dan lentik, juga bola mata yang besar, membuat dia seperti keturunan orang India. Ify tidak kurus tidak juga gemuk. Hal itu juga membuatnya merasa insecure karena buah dadanya yang kecil dan bokongnya yang rata. Dia merasa dirinya seperti triplek berjalan.

"Ya udah lah, nanti juga gede sendiri." Ify bermonolog.

klek

Pintu kamar Ify terbuka, menampilkan seorang wanita cantik yang sangat mirip dengannya. Itu Deby, ibundanya.

"Aduh, duh, cantiknya," kata Deby sambil mendekat ke arah Ify yang masih berdiri di depan kaca dengan senyum sumringahnya. Kemudian Deby memeluk tubuh mungil Ify dari belakang.

"Bun, apa iya Ichi cantik?" tanya Ify sambil melihat ke arah cermin.

"Loh iya jelas dong. Liat nih, semua wajah kamu hampir semuanya mirip bunda loh," kata Deby dengan menyentuh wajah Ify.

"Tapi warna kulit Ichi kaya ayah," balasnya.

"Emang kenapa?"

Ify berdecak pelan, "Ichi pengen putih, Bun. Temen-temen Ichi pada putih kulitnya."

Deby pun tersenyum, menanggapi semua perkataan Ify dengan lemah lembut, "emang kulit coklat itu kenapa? Coba deh dari temen kamu yang kulitnya putih itu, apa yang kamu punya tapi dia nggak punya?"

"Ichi lebih pinter sih dari mereka."

Deby kembali tersenyum, dia duduk di kasur Ify, kemudian bertanya kembali, "sekarang bunda tanya, dua tambah lima berapa?"

"Tujuh."

"Sembilan kurang dua?"

"Tujuh," jawab Ify lagi.

"Paham?" tanya Deby.

Ify mengernyitkan dahinya, pertanda bahwa dia masih bingung.

"Hayo. Coba kamu pikir lagi."

Ify memajukan bibir bawahnya sambil melihat ke atas, mencoba berpikir apa yang dimaksud bundanya itu.

"Caranya beda, tapi hasilnya sama," gumam Ify yang dapat didengar Deby.

"Jadi, setiap porsi yang udah dikasih Tuhan itu sama, cuma bentuknya aja yang berbeda. Gitu, Bun?" tanya Ify.

MASK LOVE [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang