Missing

10.4K 1.6K 644
                                    

"Siapkan apartemen di sekitar kampus yang layak untuk Lucas. Kirim alamatnya malam ini dan lunasi biaya sewa 92% selama satu tahun. Besok siang saya kesana dan secepatnya harus sudah bisa ditempati lengkap dengan furniturenya."

Send.

PAPA!

"Papaaaa!!! Banguuun!! Antelin Uwuuuu!" Jungwoo membuka gorden dengan lebar membiarkan cahaya pagi masuk menyapa seseorang yang tengah tertidur pulas di tempat tidurnya.

"Hmmm... masi pagi woo, gua ngantuk." Lucas mengerjapkan matanya perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk dari jendela. Jungwoo berlari lalu menaiki tempat tidur dan mengusap wajah Lucas dengan kedua tangan kecilnya.

"Papaa cekolaaaaa!"

Lucas yang merasakan usapan hangat di kedua pipinya akhirnya membuka kedua matanya dan melihat si kecil yang tengah tersenyum dengan lebarnya memperlihatkan deretan gigi susu imutnya.

"Celamat pagi papaaa!!" Lucas tersenyum membalas ucapan Jungwoo. Lucas kemudian bangun dan bersiap-siap untuk mengantar Jungwoo sekolah.

Dua minggu telah berlalu, Lucas dan Jungwoo telah tinggal terpisah dari bunda. Kini mereka menempati apartemen yang direkomendasikan ayah. Tepat seperti rencana Lucas, Jungwoo telah bersekolah di sekolah yang berisi TK, SD, SMP, dan SMA di dekat kampusnya yang tidak terlalu jauh dari apartemennya.

Tanpa Lucas ketahui, biaya sekolah Jungwoo telah dilunasi oleh bunda. Jadi, uang yang Lucas bayar ke sekolah masuk ke tabungan Jungwoo. (tabungan yang biasa ada di TK). Lucas juga telah diterima kerja di sebuah perusahaan sebagai PR atau Public Relations yang lagi-lagi karena campur tangan ayahnya. Ya mana mungkin mahasiswa hukum kerja jadi PR? Tapi Lucas tidak mengetahui hal itu jadi ia senang-senang saja.

—kalo kata ayah, untung Lucas bego hehe—

Untungnya lagi, Tk Jungwoo merangkap sekaligus day care. Jadi Lucas bisa berkerja tanpa khawatir.

Well, sekolah Jungwoo masuk pukul Sembilan pagi dan sekarang masih pukul 8 pagi. Lucas pun mengajak Jungwoo untuk terlebih dahulu mengunjugi taman di dekat kampusnya.

"Papa... uwu mau ecklim."

"Masih pagi ntar lo sakit perut." Lucas teringat pesan bunda sebelum pindah ke apartemen.

.

"Lucas, inget ya jangan sering-sering makan es krim sama yang asem-asem pagi-pagi!"

"Terus, jangan makan cokelat setiap hari!"

"Satu lagi, jangan jajan yang aneh-aneh!"

"Iyaa bundaaaaa..."

.

"Papaaaaa... ecklim juceyooooo..." Lucas berpikir sejenak mencari cara agar Jungwoo tidak mendapatkan es krimnya di pagi ini.

"Es krim, Woo."

"Ecklim."

"Coba ikutin gua. Es—krim..."

"Es—klim."

"ER."

"EL."

"ERRRRRR."

"ELLLLLL."

"Kalo lo ga bisa bilang es krim dengan bener, gua ga bakal beliin lo eskrim." Jungwoo dengan polosnya percaya dengan kata-kata Lucas. Ia pun berlatih mengucapkan kata es krim berulang-ulang demi mendapatkan es krimnya. Lucas yang melihat hal itu terkekeh kecil.

Papa! | Caswoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang