Panic

9.1K 1.5K 325
                                    

"Hah? Nye—nyembunyiin apa? Rahasia gua kan rahasia umum, Cas."

"Jungwoo sehat kan?"

'Mampus....'

PAPA!

'Mampus....'

"Mark?"

'Mampus lah, jangan bilang Lucas tau kalo Jungwoo lagi sakit?'

"Woi, lo denger gua ga sih? Hellowwwww, babe are you there? I'm right over here, but why can't you see me, oh no..." Mendengar suara Lucas yang tengah bernyanyi, Mark pun tersadar dari lamunan singkatnya.

"Ga usah nanyi goblok kuping gua sakit."

"Yaelah galak amat sih baby."

"Bacot anjing, ngomong gitu sekali lagi... we're no longer friends."

"ETT, IYA IYA MAAP ELAH. Yaudah itu gimana si baby unyu gua? Sehat-sehat aja kan? Gua mau bikin kejutan besok pas ketemu."

"U—uh... sehat kok, Cas."

"Ok good, gua tutup ya kasian pengacara gua pulsanya nanti abis—eh tunggu. Pengacara kan kaya, jadi santai aja yuhuu~"

"Ehe—hehe... terserah lo aja." Mark tertawa canggung sedangkan Lucas terus saja berbicara tanpa tahu bahwa Mark sedari tadi berkeringat dingin.

"Eh tapi... gua ga ada topik bahasan. Udah deh segitu aja. Bye Mark, dadaaaaah."

Klik.

Ok. Telpon dimatikan, Mark menghela napas lega. Sepertinya ia harus merawat Jungwoo sampai sembuh malam ini karena kemungkinan besok pagi, Lucas akan menjemput Jungwoo.

Ia meletakkan ponselnya di atas nakas kemudian melirik Jungwoo yang tengah tertidur dengan wajah memerah. Mengingat pesan bunda tentang paracetamol tadi, Mark mencari paracetamol tersebut di kotak obat dan menemukan beberapa strip paracetamol.

Mark kemudian mengambil segelas air dan membawanya ke kamar. Lalu, ia pun meletakkan gelas tersebut di samping ponselnya.

'Eh, tunggu dulu. Emang uwu bisa minum tablet?'

Mark menepuk dahi menyadari kebodohannya. Ia pun mengambil sweater yang ada di balik pintu dan mengenakannya lalu pergi ke apotek untuk membeli parasetamol anak. Ia berlari dari rumah sampai apotek terdekat dan membeli parasetamol cair untuk anak. Tidak sampai sepuluh menit, Mark sudah sampai di rumah kembali. 

'Ok, Mark. Tenang... sekarang berpikir lo harus ngapain. Hmm...OIYA BUBUR! GUA BELOM BIKIN BUBUR!—eh, beli! Eh maksudnya mana bisa gua bikin. Eh, langsung minumin obat aja deh.'

"Wu, bangun minum obat dulu." Mark dengan lembut menepuk pipi gembil Jungwoo, ia terbangun dan mengerjapkan matanya yang terasa perih. Mark menginstruksikan Jungwoo untuk meminum obat dan ia pun menurut saja karena ia merasa badannya menggigil dan lemas.

Setelah minum obat, Jungwoo kembali tertidur dan Mark mengambil baskom isi air untuk mengompres Jungwoo. Ia terus saja mengompres Jungwoo sampai akhirnya, ia tertidur di samping Jungwoo dengan tangan yang terlipat di pinggiran kasur dengan posisi badan yang terduduk di lantai.

Mark terbangun sekitar jam 7 malam karena mendengar Jungwoo yang mengigau.

"Papa...Hiks—Uwu kangen papa hiks—Papa Lucas..."

"Hm? Ssshh... Uwu, bobo lagi yaa...." Mark bangun dan langsung mengecek kening Jungwoo.

'Jam berapa sih?' Mark melihat ke arah jam yang berada di atas nakas.

Papa! | Caswoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang