"Tuan Lucas kami tahan atas dugaan penculikan, penyiksaan, dan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur." Lucas terdiam mencerna apa yang baru saja ia dengar.
.
.
."HAAH!?!"
PAPA!
"HAAH!?!" Bukan Lucas. Tapi ayah dan bundanya.
Mereka terkejut. Karena awalnya, polisi hanya memberi tahu ayah dan bunda bahwa kedatangan mereka hanya untuk memberi tahu Lucas bahwa Jungwoo sudah ditemukan.
Polisi dengan cepat menghampiri Lucas untuk memborgolnya karena status Lucas yang saat ini adalah tersangka.
"Lo gila?" Ayah dan bunda tidak bisa berkata apa-apa saat polisi mulai memborgol Lucas. Lidah mereka kelu.
"WOI! LO GILA KALI YA?! GUA UDAH NYEKOLAHIN JUNGWOO, GUA KASIH MAKAN, BAJU, TEMPAT TINGGAL, GUA RAWAT SAMPE ITU BADAN SEHAT SEKARANG, DAN LO NUDUH GUA NYIKSA DAN NGELECEHIN JUNGWOO? SINTING KALI LO!"
"Berdasarkan keterangan saksi dan korban, anda dinyatakan bersalah dan tetap akan kami tahan. Untuk itu dipersilahkan kepada bapak dan ibu untuk menyiapkan pengacara di sidang nanti."
"SAKSI? SIAPA SAKSINYA HUH?! KORBAN? JUNGWOO? MANA MUNGKIN DIA BOHONG TENTANG GUA! JANGAN JADIIN JUNGWOO ALESAN BUAT LO NAHAN GUA, BANGSAT! LO GATAU APA-APA TENTANG DIA DAN IBUNYA YANG UDAH KELEWAT SINTING!"
Lucas kalap. Ia sudah termakan emosi yang membuncah. Napasnya naik turun menahan emosi. Namun, karena tangannya yang diborgol, ia pun tidak bisa melakukan apa-apa.
"Kami tidak bisa memberi tahu siapa saksinya pada anda, tuan."
"ALAH BULLSHIT!"
"Udah, kamu tenang dulu Lucas." Kata ayah.
"GA BISA, YAH! ORANG-ORANG TOLOL INI HARUS TAU GIMANA LUCAS HARUS MATI-MATIAN NGERAWAT JUNGWOO SELAMA TIGA BULAN INI. GIMANA LUCAS KERJA DI PEKERJAAN YANG BENER-BENER ASING BUAT LUCAS SAMPE SETIAP HARI DIBENTAK ATASAN CUMA UNTUK NYEKOLAHIN JUNGWOO, NGASIH MAKAN ENAK, BAJU, TEMPAT TINGGAL, SEMUANYA YAH! BAHKAN LUCAS RELA DICIBIR ABIS-ABISAN SETIAP LUCAS BAWA JUNGWOO KE KAMPUS!"
"LUCAS CUKUP!" Lucas terdiam. Ayah telah meninggikan suaranya. Ya, ia membentak Lucas untuk pertama kalinya dalam hidup Lucas dan seketika atmosfer berubah menjadi sedikit mencekam dalam artian dapat membuat orang yang ada disana tertekan dan merasa sedikit tidak nyaman.
"Kamu tidak pernah ayah ajarkan untuk mengeluh, Lucas. Kalau seandainya kamu tau akan seperti ini, kenapa waktu itu kamu bawa dia pulang?! Kamu bisa ninggalin dia gitu aja kok, toh dia juga akan memilih orang lain! Iya kan?!" Lucas terdiam. Membenarkan perkataan ayahnya di dalam hati.
"Kenapa diem?! Harusnya kamu pikir itu dari awal! Semua itu butuh pemikiran matang Lucas! Dan satu lagi, ayah dan bunda sudah memberi kamu kepercayaan untuk menyelesaikan masalah ini tapi apa sekarang? Masalah belum selesai dan kamu udah mengeluh gitu aja? Kamu ga mikir perasaan ayah sama bunda seperti apa ngeliat kamu yang kayak gini, hm? Jujur ayah dan bunda sangat kecewa Lucas!" Lucas masih diam, mencerna kata-kata ayahnya. Ia tidak bisa berpikir jernih sekarang. Sedangkan bunda tengah menenangkan suaminya sembari menangis.
"Lihat mata ayah. Coba kamu pikir kenapa kamu waktu itu benar-benar ingin menyelesaikan masalah ini? Apa alasan utama kamu ingin repot-repot menyelesaikan masalah ini? hm...? Bukankah itu sesuatu yang sangat penting? Ayah ingin kamu merenungi semua itu dengan kepala dingin." Lucas menatap ayahnya yang tengah menatapnya tajam dan dalam.
"Bawa dia sekarang." ucap ayah dingin. Tidak hanya Lucas, bahkan bunda juga terkejut mendengar penuturan tak terduga dari suaminya tersebut.
"T-tapi, yah--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa! | Caswoo [✔]
Fanfiction"Uwu cayang papa!!" "Gua juga sayang lo, Woo." - Wong Yukhei ~~~ [COMPLETED] Comedy, Family. ©Jungsushii 2018 #1 in Huangxuxi #1 in Wonglucas #1 in Kimjungwoo #1 in Luwoo #1 in Lucaswong #1 in Caswoo