#9 . Teman Perjalanan

848 76 4
                                    

S: Ted, hari ini aku naik kereta, menemukan banyak penumpang di dalam gerbong, mereka duduk dan berdiri bersamaku.

Ted: Tentu saja, karena kalian satu tujuan.

S: Nggak, Ted. Sebagian turun terlebih dahulu sebelum stasiun tujuanku, sebagian meninggalkan gerbong bersama denganku, dan sebagian yang lain turun setelahnya. Bukankah hidup memang seperti itu, Ted?

Ted: Maksudmu?

S: Kita bisa berjalan bersama walau tujuan kita berbeda.

Ted: Lebih menyenangkan dan menenangkan kalau tujuan akhir kita sama, S.

S: Aku mengerti maksudmu, Ted.

Ted: Caramu memahami sesuatu, aku suka.

S: Tapi, Ted, apakah mungkin kita hidup hanya memiliki satu tujuan? Bukankah hidup ini penuh dengan cabang-cabang dan beranak-pinak?

Ted: Tujuan hidupmu hanya satu, S. Kembali pada Tuhan-Mu. Namun, lorong-lorong perjalanan menuju tujuan akhir itu yang bercabang dan beragam. Pertanyaanku, apakah setelah kamu turun dari kereta lantas kamu hanya berdiam diri di dalam stasiun?

S: Nggak, Ted. Stasiun hanya pemberhentian sementara.

Ted: Kamu melanjutkan perjalanan setelah itu, bukan? Menuju tempat yang ingin kamu tuju.

S: Ya, kamu benar.

Ted: S, kamu dan penumpang kereta lainnya memiliki tujuan yang sama, tempat pemberhentian sementara. Sedangkan tujuan akhir kalian mungkin saja berbeda. Tapi, S, berjalan sendirian itu melelahkan. Dalam perjalanan, kita membutuhkan teman yang berdiri di setiap sisi tubuh kita. Sebaik-baiknya adalah ia yang memiliki tujuan yang sama.

S: Untuk memberi rasa senang dan tenang.

Ted: Betul. Kamu paham maksudku?

S: Yap. Memahami pola pikirmu selalu saja menyenangkan dan menenangkan.

***

Temu Wicara #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang