#28 . Doa Menemukan Jawaban

469 55 2
                                    

S: Ted..

Ted: Iya, S.

S: Tuhan Maha Baik ya, Ted. Doaku dikabulkan. Beberapa hari yang lalu aku berdoa, memohon diberikan petunjuk agar setidaknya aku nggak keliru menilai, terlalu lama. Pagi ini, doaku terjawab.

Ted: Kamu ingin menangis?

S: Ingin. Tapi nggak bisa, Ted.

Ted: Rasa sedihmu sedalam itu?

S: Justru aku merasa senang sebab sekarang aku mendapatkan jawabannya dan mengetahui apa yang harus aku lakukan.

Ted: Kamu ingin menangis kalau bukan karena sedih, lalu karena apa?

S: Aku nggak tahu apa bisa memaknai ini sebagai bentuk rasa sedih. Aku senang dan merasa lega. Aku ingin menangis, tapi aku nggak bisa melakukannya. Aku rasa ini bukan rasa sedih. Iya, bukan, Ted! Hmm, aku hanya merasa bodoh selama ini. Dan benar, aku telah keliru menilai.

Ted: S, penilaianmu selama ini nggak keliru. Benar kok. Namun, kadarnya berlebihan. Yang seharusnya hanya lima puluh, kamu melihatnya seolah-olah tujuh puluh lima atau bahkan mungkin lebih dari itu. Jangan sampai kebaikan dan ketulusan yang datang kemudian menjadi buruk hanya karena kamu berlebihan menilainya.

S: Kelebihan nilaiku berarti yang keliru ya, Ted.

Ted: Nggak apa-apa, S. Belajar satu hal baru lagi kali ini.

S: Aku menemukan banyak hal yang bisa aku pelajari kali ini, Ted.

Ted: S.

S: Iyaa, Ted.

Ted: Air matamu mengalir.

S: Sungguh?

Ted: Kamu baru saja menangis.

S: Ah iya? Mata dan pipiku basah ya?

Ted: ...

S: Maaf, Ted. Untuk kesekian kalinya kamu benar, aku sedih.

Ted: Menangislah, S. Kamu butuh melegakan hatimu.

***

Temu Wicara #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang