Ted: S, aku tahu cuekmu itu beralasan.
S: Apa?
Ted: Kamu adalah tipe orang yang kalau sudah peduli, akan selalu dan benar-benar peduli. Kamu akan bersedia mengorbankan diri untuk kepentingan itu dan sigap kalau dibutuhkan. Selalu, selama kamu mampu.
S: Lalu apa hubungannya, Ted?
Ted: Kamu cuek untuk membatasi diri. Kamu membangun bentengmu sendiri. Kamu tahu kepribadianmu dengan baik, aku yakin. Kamu tahu kamu akan melakukan seperti apa yang tadi aku katakan. Tanpa kamu sadari, kamu membatasi kepedulianmu agar kamu nggak melebur terlalu jauh. Caranya, kamu menumbuhkan rasa cuek di dalam dirimu. Dan lebih parahnya lagi, entah berawal dari mana, hal itu justru menyatu menjadi kamu yang sekarang. Sikap cuekmu sebetulnya adalah kepedulianmu yang sunyi. Kamu tahu harus peduli, tapi kamu memilih untuk cuek. Diam-diam kamu peduli dengan caramu sendiri, sesuatu yang nggak kamu tunjukkan.
S: Untuk kesekian kalinya, kamu memahami aku sampai sedalam itu, Ted?
Ted: Kamu bersedia membenarkan penjelasanku tadi?
S: Hmm.. Mungkin kamu benar. Dan entah sejak kapan semua ini bermula.
Ted: S, tampak luar kamu dingin. Kamu menyimpan kehangatanmu hanya untuk sebagian orang. Terima kasih yah.
S: Terima kasih untuk apa, Ted?
Ted: Selalu menjadi dirimu sendiri saat bersamaku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Temu Wicara #2
General FictionDi antara apa-apa yang tidak diketahui olehmu, aku tahu, tidak selamanya aku selalu beri tahu dan kamu harus tahu. Terkecuali jika sudah semestinya kamu tahu. __________ Cover Design : sacessahci Image : Cloud by pinterest
