Ted: Sudah kubilang, lepaskan.
S: Aku nggak menggenggam apa pun.
Ted: Lalu apa namanya kalau bukan harapan?
S: Aku nggak berharap, Ted.
Ted: Lantas?
S: Aku membiarkan, sudah sejak lama.
Ted: Kamu tahu? Ibarat kamu bermain layang-layang, kamu menerbangkannya dengan menggunakan tali. Kamu mengikat sesuatu yang ingin kamu bebaskan. Alih-alih beralasan untuk menjaga, agar nggak lepas.
S: Hmm, dan aku bermain dua layang-layang saat ini.
Ted: Kamu mengakuinya.
S: Aku hanya mencoba jujur dengan diriku sendiri. Tapi tenang, Ted. Kamu nggak perlu cemas.
Ted: Karena?
S: Biasanya yang aku abadikan justru nggak akan pernah abadi.
Ted: Teori dari mana?
S: Pengalaman.
Ted: Dan yang dengan sengaja kamu lepaskan, kembali datang?
S: Beberapa.
Ted: Kalau berdasarkan pengamatanku, hampir menyeluruh. S, sesuatu yang pergi akan selalu pulang, kalau...
S: Mereka tahu di mana rumahnya.
Ted: Tepat!
S: Kalau aku yang pergi? Ingin pulang tapi nggak memiliki cukup keberanian?
Ted: ...
S: Aku sudah menduga, kamu nggak bisa menjawab pertanyaanku kali ini.
Ted: Coba kamu pikirkan dengan kepala dingin, S. Keberanianmu yang hilang, maka kamu yang mesti mencarinya sendiri. Menemukannya. Aku nggak akan bisa membuatmu mampu kalau kamu nggak mampu meyakinkan dirimu sendiri.
S: ...
Ted: Sudah kuduga. Kamu nggak akan menanggapi pernyataanku. Kamu membenarkan, tapi nggak mau mengakui.
S: Ya, kamu benar, Ted.
Ted: Kamu sudah cukup dewasa, S. Maka kamu harus berani.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Temu Wicara #2
Fiction généraleDi antara apa-apa yang tidak diketahui olehmu, aku tahu, tidak selamanya aku selalu beri tahu dan kamu harus tahu. Terkecuali jika sudah semestinya kamu tahu. __________ Cover Design : sacessahci Image : Cloud by pinterest