#27 . Menemukan Diri Sendiri

606 49 1
                                    

S: Ted, beberapa waktu kemarin aku istirahat, memberi ruang untuk pergumulan yang aku rasakan. Sampai kemudian aku nggak ingin melakukan apa-apa, hmm kalau saja aku bisa benar-benar melakukannya.

Ted: Kamu mengambil beberapa langkah untuk menemui dirimu sendiri?

S: Yap. Aku merasa kosong, tapi merasa terisi juga. Ternyata, di dalam kekosongan bisa merasakan makna ya, Ted. Ajaib. Aku nggak mencari jawaban, aku memahami apa yang terjadi. Aku takut melewati sesuatu yang penting.

Ted: Hasilnya?

S: Satu keputusan telah aku buat. Entah. Penilaian untuk pemahamanku hanya pada apakah aku akan menyesal atau nggak. Walau sesungguhnya kata orang penyesalan selalu datang terakhir. Tapi ada hal-hal yang memang bisa diprediksi kan? Apakah aku akan menyesal kalau melewatinya? Apakah aku akan menyesal kalau nggak melakukannya dan membanting setir melakukan yang lain? Prediksi penyesalan yang memiliki korelasi dengan rasa bahagia.

Ted: Sebelumnya kamu sudah coba untuk meminta petunjuk, hmm pada Tuhan?

S: Sudah, Ted. Dan kata hatiku semakin berontak, semakin aku paksa justru aku semakin nggak mengenali diriku sendiri.

Ted: Walau kamu pun tahu, kamu nggak bisa memastikan apa-apa.

S: Konyol ya? Entah. Berkali-kali aku mengatakan, entah. Mohon doa ya, Ted. Mau sekuat apa pun aku meyakinkan diriku sendiri, aku tahu justru dengan melakukan hal itu aku membenarkan dan menjelaskan kepada diriku sendiri bahwa aku lemah. Kejujuran yang samar-samar.

Ted: Mungkin karena hal itu terjadi sehingga kamu merasa hilang dan kosong.

S: Sepertinya. Ternyata sebelum kita menemukan apa-apa, hal pertama yang harus kita lakukan adalah menemukan diri kita sendiri.

Ted: Setuju. Selemah apa pun dirimu, satu yang harus kamu pahami, S, kamu bersama Yang Maha Menguatkan. Selalu.

S: Siap! Ted, makan kebab yuk! Aku traktir hehe.

Ted: Dan yoghurt jeruk?

S: Sepuluh botol yoghurt jeruk untukmu hari ini, Ted.

***

Temu Wicara #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang