S: Aku merasa selama ini telah melakukan kesalahan dan aku ingin memperbaikinya, Ted.
Ted: Tentang apa?
S: Mengelola keuangan.
Ted: Kamu menyadari ini akhirnya? Sudah sejak lama aku ingin menasihatimu, S. Tapi niatku selalu urung.
S: Aku ingat pesan Ibu asuhku waktu itu, "Makan enak sebulan sekali saja cukup, Nak, sisanya bisa ditabung".
Ted: Pesan Ibu asuhmu benar, S. Yang membuat kita merasa kurang karena gaya hidup kita yang terlalu besar.
S: Tapi aku selalu bersyukur sebab Allah selalu saja mencukupkan.
Ted: Rezeki begitu luas, S. Bukan perihal materi semata. Napasmu, harimu, kebutuhan sandang-pangan-papanmu, tubuhmu, kesehatanmu, segalanya adalah nikmat dan rezeki. Uang hanya sebagian kecil yang semestinya membuat kita mampu bijaksana untuk menggunakannya.
S: Ternyata bijaksana bukan perkara sikap dan wawas diri ya, Ted. Mengatur keuangan pun butuh kebijaksanaan.
Ted: Iya. Kalau nggak, ya sudah lalai saja. S, aku yakin kamu mengetahui perkara ini sudah begitu lama. Hanya saja kamu belum cukup cakap untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
S: Ted, aku ingin berubah. Sederhana dalam segala hal, pun memenuhi kebutuhan hidup.
Ted: Doaku menyertaimu, S. Semangat yah, melakukan perubahan nggak mengenal waktu selama niatmu diperjuangkan dengan baik.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Temu Wicara #2
Fiksi UmumDi antara apa-apa yang tidak diketahui olehmu, aku tahu, tidak selamanya aku selalu beri tahu dan kamu harus tahu. Terkecuali jika sudah semestinya kamu tahu. __________ Cover Design : sacessahci Image : Cloud by pinterest