"Di bilang gak cemburu nyatanya aku cemburu,
Mau bilang cemburu, aku tak punya hak untuk itu.
Kenapa kisah cintaku jadi serumit itu?"
- Renata Keyla~~~
Gue melangkahkan kaki dengan enggan menuju keluar kampus. Gue melirik jam yang melingkar cantik di tangan, pukul 17:00. Ahh! Rasanya lelah sekali karena seharian ini hanya berdiam diri di dalam kelas. Kenapa juga hari ini semua dosen harus masuk. Malesin banget!
"Kak Renata!" Panggilan seorang perempuan sontak membuat gue menoleh mencari asal suara itu. Gue sedikit terjingkat kaget begitu melihat seorang perempuan cantik yang tengah berdiri tak jauh dari gue.
"Hai Kak! Ketemu lagi kita," sapanya yang kini sudah berdiri tepat di depan gue.
Gue tersenyum ramah padanya. "April. Ngapain di sini?" tanya gue pernasaran.
April tersenyum lalu menoleh menatap kafe di seberang sana. "Mau ngobrol sama gue sebentar Kak?" tanyanya.
Gue tersenyum lalu ikut beralih menatap kafe yang tadi ditatap April. "Tentu."
April ikut tersenyum lalu segera mengajak gue untuk menuju kafe di seberang sana.
"Pesan dulu aja Pril, biar ngobrolnya lebih leluasa," seru gue yang dia jawab dengan anggukan.
Akhirnya April beranjak untuk memesan. Gue hanya memesan minum karena nyatanya saat ini perut gue belum merasa lapar, begitu pun April juga.
Gue menyeruput segelas minuman dengan nikmat. Gue memang tengah kehausan sejak tadi karena kebetulan baru saja keluar kelas. Teringat sesuatu, gue langsung menatap April yang tengah asyik menyeruput minumnya juga.
"April," panggil gue yang membuat dia mendongak menatap gue tanpa menghentikan aktifitas minumnya. Dia hanya mengangkat kedua alisnya seolah memerintah gue untuk melanjutkan pembicaraan.
"Gue udah tau kalo Kak Juna sama Devin kakak beradik," seru gue yang kini sukses membuat April terdiam. Dia menatap gue dengan pandangan tak percaya.
"Termasuk fakta kalau mereka saudara tiri?" tanya April dan gue mengangguk mengiyakan.
Terlihat April menghela napas lalu meletakkan minumannya di atas meja. "Gue tau, lambat laun juga Kak Renata pasti tau tentang fakta ini."
Gue menutup mata sambil tersenyum. "Lo gak kaget gue kenal Devin?" tanya gue lalu mulai membuka mata kembali untuk menunggu jawaban April.
April menggeleng pelan. "Gue bahkan udah tau lo sebelum pertemuan kita dengan Kak Juna waktu itu."
Jawaban April sukses membuat gue melotot tak percaya. Pantas waktu itu April menatap gue dengan pandangan aneh dan tak percaya. Jadi, dia sudah mengenal gue? Sejak kapan? Dia tahu gue dari mana coba?
"Kak Juna sering cerita tentang gue ke lo ya?" tanya gue mencoba menebak.
April menggeleng yang membuat gue sukses menatap dia bingung. Kalau bukan Kak Juna, siapa coba? Tak mungkin--
"Kak Devin." ucapannya sukses membuat gue terlonjak kembali. Baru saja gue mau menolak kemungkinan itu, namun nyatanya, ternyata kemungkinan itu benar adanya.
"Lo pasti bingung kan Kak kenapa Kak Devin sering cerita tentang lo ke gue?" tanyanya yang semakin membuat gue bingung. "Dia sayang sama lo, Kak."
Gue tersenyum tipis mendengar ucapan April. "Sayang?" tanya gue. "Gue udah sering denger hal itu, tapi nyatanya itu gak pernah terjadi. Devin gak pernah punya rasa ke gue lebih dari sekedar sahabat," jawab gue.

KAMU SEDANG MEMBACA
Renata Keyla ✔
Roman pour Adolescents[Squad Series 1 - Completed√] "Lo gak percaya sama gue?" "Kenapa gue harus percaya sama lo kalo lo cuma bisa omong kosong kaya gini! Gue benci sama lo, Vin!" "Lo benci gue?" "Iya, kenapa? Marah?!" "Lo bakalan nyesel udah ngomong kaya gitu ke gue, Na...