Thomas maupun Rein benar benar tak menikmati waktu liburan mereka, entah apa yang ada di fikiran mereka berdua yang pasti Rein selalu mengecek ponselnya terus menerus, begitu juga Thomas.
Selesai Dinner bersama mereka langsung pulang ke Hotel, pesawat bisa menunggu mereka toh pesawat itu milik Riko, jadi mereka bebas mau pulang jam berapa.
Begitu sampai di Hotel Rein langsung pergi ke kamarnya di lantai atas. Namun dia menghentikan kakinya saat melihat Vanya dan Sela yang makan berdua di Restoran Hotel, Rein menghampiri Vanya, namun baik Vanya dan Sela tidak ada yang menyadari karena mereka sedang asik menikmati makan malamnya sambil bercanda.
"Ehemm..."
Rein berdehem, niat untuk menghentikan obrolan serius dua orang di hadapannya.
"Pak, Rein?" Sela yang menoleh seketika kaget mengetahui jika Rein sudah berdiri di sampingnya.
"Buatkan kopi" Pelayan yang tadi di belakang Rein langsung pergi meninggalkan Rein, membuatkan pesanan yang Rein minta.
Rein duduk di samping Vanya. Vanya benar benar mati kutu, ada Rein di sampingnya, melirik Rein yang berada di sampingnya entah kenapa malah ingat kejadian semalam membuat pipi Vanya yang notabennya putih menjadi bersemu merah.
"Mbak Vanya kenapa?" Tanya Sela
"Enggak kok, lanjut makan aja" Vanya dan Sela melanjutkan makan mereka tanpa mmeperdulikan Rein yang ada di sampingnya. Pesanan Rein datang, seorang pelayan mungkin seumuran dengan Vanya dan Sela mengantarkan Kopi untuk Rein.
"Silahkan dinikmati Tuan" Ucap Pelayan itu Ramah, namun Rein tak menggubrisknya, Vanya memberi lirikan agar pelayan itu pergi meninggalkan mereka bertiga. Rein seolah tak memperdulikan Vanya dan Sela yang sedang makan di sampingnya dan di hadapannya, Rein duduk sampai sambil memainkan ponselnya, entah apa yang di lakukan dengan ponselnya hingga tak menyadari jika dua perempuan itu sudah selesai makan malam.
"Tuan, saya permisi" Sela meninggalkan mereka berdua, mungkin mereka butuh waktu bersama.
Rein hanya mengangguk, matanya masih fokus pada ponselnya. Vanya yang di himpit Rein hanya diam, salahnya juga tadi memilih tempat duduk dekat jendela. Akhirnya Vanya hanya melihat beberapa mobil yang sedang berjalan keluar dari hotel ini.
"Rein, kata Sela malam ini kita pulang ke Jakarta?" Tanya Vanya, setelah sekian lama mereka hanya sibuk dengan dirinay sendiri sendiri.
"Hemm.." Rein memasukkan ponselnya ke saku celananya, lalu meminum kopi yang ia pesan tadi. Vanya menghela nafas, bisa bisanya suaminya ini cuek.
"Aku mau paking dulu, Vanya sudah beranjak dari duduknya tapi Rein massih diam duduk di tempatnya.
"Gak perlu, langsung bandara" Rein berdiri, lalu berjalan keluar dari Restoran, Vanya hanya mengikuti di belakangnya. Di depan Lobby sudah ada mobil yang mengantar mereka ke bandara. Rein masuk kedalam mobil di ikuti Vanya, supir langsung mengemudikan mobilnya setelah kedua tuanya masuk kedalam mobil.
Vanya tak melihat Sela mungkin Sela masih paking di kamarnya, mungkin juga sudah berangkat ke bandara duluan, entahlah kalaupun dia tanya ke Rein pasti gak akan di jawab.
Jalanan di Bali entah kenapa malam ini macet, sehingga membuat perjalanan mereka ke bandara lumayan terganngu.
Vanya menatap jendela, melihat keluar, melihat macetnya jalan ini dari pada melihat Rein yang sedang duduk di sampingnya.
"Maaf Tuan, sepertinya kemacetan ini karena ada kecelakaan, sepertinya ada buka tutup jalan, apa kita kembali ke Hotel atau tetap lanjut?" Tanya supir didepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bila Ku Pergi [END]
Romancepenyesalan memang datang terlambat.. seperti aku yang menyadari perasaanku setelah kamu pergi..... semuanya sudah terlambat... Reinaldo Xaviero