© Kita Dan Pernikahan ©
Bahkan jika takdir itu memanglah harus di jalani, mengapa harus mendadak kehadiran nya.
Bisakah aku menjalaninya, sedangkan aku tidak tahu apa-apa. Di mengerti juga tidak akan paham, apa ini memang sudah garis dari hidupku.
Belum melepaskan kerinduan, aku ingin berdua dengan tempat tidurku sendiri, yang telah lama aku tinggalkan.
Aku bagaikan patung, bahkan sebuah pajangan yang sedap di pandang.
Pertama kali, merasa di pojokan. Pria itu tidak mau bicara sama sekali, apa aku yang harus meminta dia untuk pindah dari kasur empuk yang sudah lama aku rindukan.
"Baiklah aku anggap kamu suamiku...."
"Kenapa harus di akui, memang faktanya seperti itu. Apa aku salah, laki-laki yang muhrim denganmu, hanya aku saja," pembicaraanku di cegatnya, dengan sadis tapi tidak berdampak berat pada perasaanku
"Kenapa aku selalu kalah bicara darinya, aku tidak lemah. Tunjukan pada Pria so kenal itu, kalau Yuju lebih berkuasa darinya," batinku membulatkan tekad untuk bisa bersikap tegas
"Kalau begitu kamu tidur di sofa sana, atau tidak tidur di bawah saja. Jangan tidur satu ranjang, aku tidak suka tidur berdua,"
"Tidak suka kamu bilang ... Percuma mengatakan kata-kata palsu seperti itu. Mau bilang apa juga, aku tidak akan dengar." Jungkook melepas satu persatu kancing kemeja putihnya, yang menutupi tubuhnya
"Kau mau apa, jangan lakukan itu di depanku." Yuju menutupi wajahnya, karena tidak ingin mendapat dosa melihat pemandangan yang tidak wajar
Jungkook tidak menghiraukan peringatan gadis itu, ia melucuti kemeja putihnya dan melemparkan pakaian itu ke arah Yuju.
Gadis itu merasakan sesuatu yang menutupi kepalanya, ia segera menurunkan tangan yang menutupi wajahnya.
Menyibakkan pakaian itu ke samping, lontaran kata langsung ia ucapkan.
"Kau tidak sopan sekali padaku, kau anggap aku lemah hah ... Tidak berdaya melawan mu, walau kau bertubuh besar dariku, juga kau tinggi. Aku yang kecil pasti tidak akan menyerah, akan melawan mu sampai darah penghabisan." Tanpa basa-basi, aku menghadang pria itu, memekik lehernya dengan kekuatanku yang bisa aku keluarkan
Pria itu batuk-batuk, wajahnya memerah tangannya menepuk keras tanganku. Sampai tangannya yang kasar itu menarik kedua tanganku, dari lehernya.
Ia membalikan keadaan buruk menjadikan keburukan bagiku, menindih setengah tubuhku, tatapan yang membuat mataku sakit saat memandangi dirinya.
Napasnya tersengal-sengal, membuat rasa prihatin timbul untuknya dari dalam diriku.
Bibirnya gemetar dengan sedikit keringat bercucuran menuruni pelipis wajahnya.
Aku merasa bersalah padanya, dia menjadi begitu karena perbuatan ku.
"Gadis kasar tidak berperasaan, aku pikir kau gadis yang lembut, ternyata kau...." Matanya begitu berkilau sampai-sampai membuatku terus menatap wajah nya bahkan lebih detail daripada yang pertama aku lihat
"Kau merasa kau itu kuat hah ... pembohong besar." Jungkook memalingkan wajah sebentar, kemudian menatap Yuju kembali
"Apa hanya dirimu saja yang merasa tertipu, mengapa kau tidak bertanya padaku. Aku juga merasakan hal yang sama, tertipu oleh kedua orang tuaku...."
"Tertipu sampai aku buta ... Buta terhadap penglihatan ku sendiri, karena potomu yang cantik itu, aku menyetujui menikahi mu, tapi akhirnya aku tahu. Kecantikan yang kamu punya, tidak sepadan dengan sifat-sifat yang tumbuh dalam dirimu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Dan Pernikahan {Jungkook - Yuju} *Selesai*
RomanceTidak pernah Aku sangka, setelah pulang ke rumah menjadi seorang pengantin. Ayah dan Ibu telah menipuku, mereka bilang aku akan bahagia. nyatanya mereka salah besar, aku tidak mengerti sama sekali, kehidupan baru yang masih dalam tahap awal. apa beg...