Suasana di kota Jakarta sangat macat, kebanyakan orang-orang membawa kendaraan roda empat.
Cewek seragam SMA itu dengan rambut yang sengaja di gerai tampak ketakutan. Sekali-kali ia melirik pada jam tangan miliknya. Jam sudah menunjuk pukul 06.30 AM, bel sekolah berbunyi pukul 06.45 ia masih punya 15 menit lagi untuk sampai ke sekolah.
Cewek itu turun dari mobil dan segera masuk sebelum gerbang di tutup. Cewek itu buru-buru masuk, tetapi membuat ia menabrak seseorang.
"Aduh... Sorry nggak sengaja kak, dek, pak, bu, om, tan-" ucap Salsa dengan kepala menunduk. Ia memberanikan diri mendongak, melihat siapa yang sudah ia tabrak. Alangkah terkejutnya Salsa melihat laki-laki tampan, hidung mancung, alis tebel, putih, tinggi, mata cokelat terang.
"Kalo jalan pake mata!" bentak cowok itu kepada Salsa. cowok itu meninggalkan Salsa di tempatnya.
Salsa tak ambil pusing, dan berjalan menuju ruang kelasnya yang berada di lantai tiga. Salsa melihat ruang kelasnya yang tampak ramai tanpa guru mata pelajaran. Ia segera masuk sebelum guru mata pelajaran pertama masuk. Salsa segera duduk di sebelah Naila.
"Eh Salsa, tumben telat. Kenapa?" tanya Naila sambil memainkan ponselnya.
"Biasa gue telat nungguin Abang nyebelin, dan paling nyebelinnya lagi, gue nabrak cowok"
"Hah? Serius lo?" tanya Silvia yang penasaran.
"Iya. Mana gue nggak sengaja nabrak dia, eh dia malah bentak-bentak gue. Huh"
Setelah berbincang-bincang tiba-tiba datang segerombolan senior Salsa ke dalam ruang kelasnya. Semua mata pun tertuju ke arah pintu tersebut. Senior itu ada cowok yang tadi pagi Salsa tabrak!
"Sal Sal, lihat deh cowok yang tampan, putih, tinggi, alis tebel, hidung mancung, mata cokelat terang. Ganteng ya dia, tapi sayang nya dia dingin, cuek, apalagi pedes banget kalo ngomong." ucap Naila sambil menunjuk cowok tersebut dari mejanya.
"Emang iya lo? Tau dari mana kalo dia dingin, cuek, pedes kalo ngomong?"
"Yaallah, Aulia Salsabilla yang paling cantik satu sekolahan. Lo baru tau? Kudet lo." sergah Silvia.
"Yaa sorry. Emang siapa sih nama nya?" tanya Salsa penasaran.
"Nama nya Akmal Wijaya. Tuh yang di sebelah kanannya nama nya Ferdi Duanda, kirinya Randy, di belakang Ferdi sama Akmal itu nama nya Aldhino, yang dekat sama lemari itu nama nya Fatur, samping kanan kiri nya Fatur nama nya Harris sama Libra." jelas Naila membuat Salsa mengangguk antusias.
Memang yaa, Salsa orang nya KUDET-_
***
Salsa, Naila, dan Silvia sedang berada di kantin. Mereka sedang menunggu makanan mereka datang. Mereka duduk tidak jauh dari meja Akmal dan kedua temannya. Jadi Salsa leluasa bisa melihat wajah tampan milik Akmal.Akmal makan semangkok soto dengan wajah datar nya. Salsa merasa degdegan ketika ia dan Akmal melakukan eyecontact selama 5 detik. Salsa langsung membuang muka dari tatapan tajam milik Akmal.
Selesai makan, Salsa dan teman nya segera menuju ruang kelasnya. Jam pelajaran jam ke 4 dan 5 dengan pelajaran Ips Ekonomi, bagi Salsa pelajaran yang sangat membosankan. Ia memilih memerhatikan sambil mendengar musik dengan earphone.
"Eh, Nai. Gue bosan banget ama pelajaran nya Bu Ella, penjelasan nya panjang banget, bikin gue ngantuk. Lo nggak merasa bosen apa?" tanya Salsa sambil memerhatikan.
"Gue sih heum, bosen juga. Harus gimana lagi, gue kan jurusan nya Ips Ekonomi"
"Kalo gue jadi Menteri Pendidikan, gue bakalan hapus pelajaran Ips Ekonomi di jenjang SMA. Because, gue nggak tegaan sama anak-anak laen yang ikut-ikutan pusing kayak kita" jelas Salsa
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Boy ✔
Teen Fiction"Sal, itu yang kirim surat ke lo bukan Libra dan yang menyatakan cinta itu juga bukan Libra" "Lah terus siapa?" tanya Salsa yang agak sedikit bingung. "Itu gue" ucap Akmal pelan. "Hah? Kakak?" Salsa kaget dengan apa yang Akmal ucapkan tadi. "Iya...