BAB [17]

3.1K 108 11
                                    

Salsa turun dari mobil abang nya. Karena ia hari ini di antar oleh Abang nya itu. Sekalian berangkat kampus yang kebetulan satu arah ke sekolah Salsa.

"Sal"

"Apa?"

"Ini nanti kasih Silvia ya"

Salsa membolak balikkan tote bag yang Abang nya kasih itu. Ia benar-benar penasaran dengan isinya. Pikiran nya kemana-mana soal kejadian mereka di dapur kemaren sore.

"Itu rok"

"Oh"

"Pikiran nya udah melayang jauh"

"Gara gara kejadian di dapur"

"Eh lu jangan bilang ke siapa-siapa si!"

"Nggak papa kali ah, kali aja ada yang pengen di praktekin ama temen-temen gue"

"Reputasi Silvia ancur yang ada"

"Yaa gue cuma bercanda kali ah, baperan amat"

"Yaudah sono lo masuk upil kuda"

Salsa pun masuk ke dalam sekolahan nya, ia tak sengaja berpapasan dengan Akmal di depan perpustakaan. Ia memalingkan wajah nya, agar kakak kelas nya itu tidak melihat dirinya.

Tetapi tidak! Akmal melihat Salsa dan buru-buru menghampiri adek kelas nya itu.

~aduuh gawat, pasti kak Akmal minta sesajen ke gue~ ucap nya pelan.

Akmal kini sudah berada di depan Salsa, tangan Akmal menjulur seraya meminta sesajen ke arah Salsa.

~Tuh kan, dia minta sesajen ke gue~ ucap nya pelan.

"Gue bukan hantu yang di kasih sesajen!"

"Terus kaka minta apa?"

"Teh kotak"

"Nggak bawa"

"Nggak mau tau, harus sekarang!"

"Bisa kan nanti waktu istirahat? Aku belom taro tas nya"

"Oke, gue tagih pas istirahat!"

Huweee, sejak kapan Akmal ngalah dengan seorang perempuan? Biasanya maksa sampe urat tali orang putus. Semoga saja Akmal sadar atas perbuatan ia ke pada Salsa.

Salsa pun pergi ke kelas nya, sebentar lagi bel tanda masuk kelas berbunyi.

Begitu sampai, Naila langsung menatap Salsa dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Kenapa lo?"

"Kemana aja? Gue dari tadi nunggu lo lama"

"Gue ketemu Kak Akmal"

"Ngapain dia?"

"Minta sesajen" Salsa memutarkan bola matanya.

"Oh, I know"

Salsa yang melihat Silvia yang dari tadi terdiam memandangi masa depan. Azeeegg! Melamuni memikirkan nasib, iya nasib kejadian di dapur kemaren sore.

Salsa menyenggol lengan Naila.

"Eh itu Silvia kenapa?" ucap Salsa pelan.

"Gue nggak tau, dari tadi dia begitu"

Niat untuk menanyakan kenapa Silvia diam saja dari tadi, terhalang karena guru sudah masuk ke kelas nya.

Pelajaran pun di mulai.

***

"Mal" panggil Libra

"Mal" panggil Libra lagi.

"Mal lo kenapa?" tanya Libra.

"Akmal lu pengen beol?" tanya Harris.

My Ice Boy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang