Salsa pun keluar dari kamar mandi dan menuju ke ruang rawat Zein untuk menjaga Abang manja itu.
"Haduh, si kak Nathan lagi. Kapan sih dia musnah dari dunia ini. Muak gue liat muka nya, walaupun ganteng bikin gue eneg"
Salsa pun menyambar tas branded import kesayangan nya dan menuju keluar pintu kamar. Tetapi suara laki-laki membuat ia berhenti melangkah kan kakinya.
"Salsa! Lo mau kemana?!" Teriak Zein.
"Mau pergi dari kenyataan"
"Bahh kenyataan. Serius, Lo mau pergi kemana? Masa gue disini sendiri" ucap Zein sedikit nada manja.
"Nggak usah manja, Gue mau pulang ke rumah, lagian males gue nyium baurumah sakit terus. Lo nggak sendiri kok, kan ada sahabat akrab Lo itu"
"Kok Lo gitu banget sih sama Kakak kelas Lo sendiri" ucap Zein heran dengan sikap Salsa.
"Lah terserah gue. Dah ya gue pulang dulu. Bye"
"Btw, Lo butuh apa-apa chat kalo nggak telpon gue"
Salsa keluar dari kamar rawat dan menuju keluar dari rumah sakit. Memesan grab motor untuk menuju ke rumah nya.
Jonathan memang bingung dengan tingkah laku Salsa. Setahu dirinya ia tidak berbuat salah kepada Salsa. Ia tetap biasa saja dan tidak terlalu memikirkan nya.
"Zein" panggil Jonathan
"Hmm" dehem Zein sebagai jawaban panggilan Jonathan
"Katanya mau berubah, nggak mau cuek lagi. Tapi itu ken–" ucapan Jonathan terpotong oleh suara Zein terlebih dahulu sebelum Jonathan menyelesaikan ucapan nya.
"Ssttss, itu kayak intro lagu nya si Nissa Samyang" ucap Zein sambil celingukan dan berbicara agak sedikit pelan.
"Nissa Samyang? Setau gue Nissa Sabyan deh, nggak ada yang namanya Nissa Samyang" ucap Zein bego.
"Ya itu si Nissa Samyang Than"
"Sabyan Zein, bukan Samyang"
"Gue manggilnya Samyang bukan Sabyan!"
"Terserah Lo aja deh Zein"
"Ya ya ya"
"Btw, Lo tadi kenapa manggil nama gue?" Ucap Zein mengingat bahwa tadi Jonathan memanggil dirinya.
"Hah yang mana?" Ucap Jonathan sambil mengingat apa yang ia ucapkan tadi.
"Nggak usah pura-pura pikun deh"
Jonathan berpikir sebentar untuk menemukan apa yang ia katakan kepada Zein.
"Oh yang itu" ucap Jonathan sambil menjentikkan jari nya.
"Apa?"
"Gu-gue,,, suka,,, sa-sama..." Ucap Nathan terlihat gugup.
"Siapa? Monkey? Gorila? Orang gila?" Tebak Zein.
"Aish, bukan Zein"
"Lah terus siapa? Nggak usah gugup gitu kenapa sih?"
"Gue suka sama Adek Lo Salsa"
"Aih, serius Lo? Sejak kapan Lo suka sama Adek gue? Kenapa gue nggak pernah tau?" Tanya Zein berentetan.
"Gimana Lo mau tau, kalo lo sendiri cuek"
"Sejak kapan suka? Kenapa Lo suka sama Adek gue? Suka dari mana nya?" Lagi lagi pertanyaan yang berderet anak membuat Jonathan bingung harus jawab apa dulu.
"Sejak lama gue suka sama Adek Lo. Karena dia imut dan manis. Karena dia orang nya gemesin dan juga baik"
"Perjuangin terus, jangan sampai dia jadi milik orang lain. Apalagi saingan Lo" support Zein dan menepuk pundak Jonathan tiga kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Boy ✔
Teen Fiction"Sal, itu yang kirim surat ke lo bukan Libra dan yang menyatakan cinta itu juga bukan Libra" "Lah terus siapa?" tanya Salsa yang agak sedikit bingung. "Itu gue" ucap Akmal pelan. "Hah? Kakak?" Salsa kaget dengan apa yang Akmal ucapkan tadi. "Iya...