Silvia membenahkan tali sepatu kets biru nya di ruang tamu kemudian menyisir kembali rambut panjang nya, membenarkannya hingga rapi kembali. Kedua bibir nya tak henti untuk terangkat. 20 menit lalu, Zein mengirim pesan kepadanya bahwa cowok itu sedang on the way menjemputnya.
"Cie seneng nya yang mau kencan" goda sang mama yang sedari tadi diam melihat anaknya yang sedang senyum-senyum terus.
Silvia terkejut melihat mama nya yang tiba-tiba datang menghampirinya. Silvia tersenyum canggung, jadi malu sendiri.
"Di jemput Zein?"
Silvia mengangguk dengan penuh semangat.
"Pulang nya jangan terlalu malam" peringat mama nya.
"Oke siap ma"
Mama nya tersenyum, dan kembali berdiri dari duduknya.
"Mama mau masak dulu. Nanti langsung berangkat aja sama Zein" ucap mama nya.
"Iya ma"
Silvia segera keluar rumah, memilih menunggu Zein di depan halaman rumah. Setidaknya sebentar lagi cowok itu pasti sampai di rumah nya.
Selang berapa menit, cowok itu datang menjemputnya.
"Udah siap?"
"Udah" ucapnya sambil tersenyum.
Mereka pun langsung memasuki mobil Zein dan melaju dengan kecepatan sedang.
Zein bingung harus mengajak Silvia kemana. Padahal ia sendiri yang mengajak nya tapi tidak tau harus pergi kemana.
"Kita mau kemana?" Tanya Zein.
"Lah, kan kamu yang ajak aku"
"Aku bingung harus pergi kemana"
"Ke mall aja yuk"
***
Mereka berdua akhirnya tiba di salah satu Mall megah di ibu kota dan segera masuk ke dalam. Dingin dan segarnya AC Mall menyambut mereka berdua membuat energi kembali ke setiap permukaan-permukaan kulit di tubuh. Ini adalah tempat yang paling ramai para manusia untuk berbelanja.
"Zein, aku mau makan es cream itu"
"Kamu mau?"
Silvia mengangguk.
"Yaudah kamu tunggu sini aja ya, biar aku yang beliin"
Silvia setia menunggu Zein datang sambil membawa es cream untuk dirinya.
Akhirnya Zein datang sambil membawakan dua es cream.
"Nih es cream nya. Sekarang mau kemana lagi?"
"Hm, anterin aku beli kutek yuk mumpung lagi haid"
Zein pun mengangguk, dan menuruti kemauan cewek itu. Kasihan kan kalo nggak di anterin, bisa-bisa di amuk.
Silvia mulai memilih milih kutek yang ia pengen. Ia merasa kebingungan harus memilih yang mana, menurut dia semuanya cantik.
Ia terus-terusan memilih, melihat-lihat sisi botol kutek dari tadi. Hampir 20 menit ia berada di tempat itu.
"Kamu udah selesai milih belom? Udah 20 menit kamu disini"
"Hikss, semuanya cantik. Aku bingung mau pilih yang mana"
"Kenapa nggak yang warna kuning aja, cerah, bagus juga di kuku kamu" saran Zein.
"Yaudah deh aku beli yang warna kuning aja"
Silvia segera membayar kutek nya di kasir.
"Kamu mau kemana lagi?"
"Aku capek, pulang aja yuk"
"Dih sebentar doang"
"Ini udah jam setengah tujuh. Aku nggak boleh pulang malam"
"Yaudah deh, eh tapi ke taman dulu ya sebentar aja nggak papa kan?"
"Yaudah"
Mereka menuju ke taman belakang Mall megah yang ia kunjungi tadi. Entah mengapa jantung Silvia deg degan tanpa sebab, ia jadi gelisah seperti ini. Apa kejadian yang akan menimpa dirinya? Bahagia kah atau kesedihan?
Silvia membuang jauh-jauh perasaan gelisah nya. Tangan nya masih melekat di dada nya, ia benar-benar deg degan dan gelisah.
"Langsung to the point aja ya, biar nggak kelamaan disini"
"Yaudah cepet"
Zein merogoh kantong celana nya, mengeluarkan kalung emas yang berada di dalam nya. Zein membeli nya waktu Silvia sedang memilih kutek.
"Aku punya ini" ucapnya sambil mengangkat kalung tersebut.
"Terus?"
"Enak nya kasih ke siapa ya?"
"Mama kamu aja, lumayan buat itung-itung kebaikan"
"Kasih ke mama nih?"
~aku pengen nya kasih ke diri aku Zein~
Silvia menghela napas panjang. "Iya kasih ke mama mu aja, pasti dia seneng"
"Tapi kalung ini pengen aku kasih ke kamu"
Silvia melotot, tak percaya dengan ucapan yang Zein ucapkan tadi.
"Zein bohong ya?"
"Nggak, aku nggak bohong"
Silvia masih tidak percaya.
"Bohong yaa? Aku nggak percaya sama kamu"
"Nggak percaya?"
"Iya"
"Balik badan gih, pengen aku pakein nih"
Silvia pun menurut, ia segera balik badan dan mengangkat rambut nya agar tidak tersangkut pada kalung tersebut. Ia benar-benar tidak percaya, hal manis yang dia berikan kepada dirinya. Senang bukan main.
"Huwaa, makasih banyak yaa" ucapnya sambil memeluk Zein.
"Iya sama-sama. Gimana kamu senang?"
"Seneng banget" ucap Silvia sambil melihat kalung yang melingkar di leher nya.
"Aku cuma ngasih ini doang. Kita pulang yuk"
"Iya yuk"
***
Huweee, gua update nya malam jadinya 😭
Ini pendek banget sumpah, gua mau buru-buru nonton yutup 😭
Tapi seneng kan udah update lagi? Besok aku nggak update yaaa...
Love you all 😚💛
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Boy ✔
Teen Fiction"Sal, itu yang kirim surat ke lo bukan Libra dan yang menyatakan cinta itu juga bukan Libra" "Lah terus siapa?" tanya Salsa yang agak sedikit bingung. "Itu gue" ucap Akmal pelan. "Hah? Kakak?" Salsa kaget dengan apa yang Akmal ucapkan tadi. "Iya...