BAB [2]

8.9K 278 3
                                    

Di sini, di ruang kamar yang tidak terlalu besar. Tempat melepas lelah, seorang Salsa yang dari tadi di sekolah selalu berkutat dengan buku tebal miliknya.

Ia selalu kepikiran kejadian yang menimpa dirinya. Menabrak kakak seniornya yang cuek, kalo ngomong naujubillah pedes nya.

"Yaallah, kenapa jadi kepikiran gini sih!" Salsa mengacak-acak rambutnya.

Teriakan mamanya membuat ia berhenti mengacak-acak.

"Sal, makan malam bareng dulu yuk!!" teriak mama Salsa dari lantai bawah.

"Iya Bun, sebentar!"

Salsa segera turun lewat tangga menuju meja makan yang sudah penuh dengan makanan yang masih hangat.

"Selamat malam pah, mah, bang Zein"

"Selamat malam juga sayang" jawab sang papah dan mamah nya bebarengan.

"Gimana tadi sekolah nya? Ada masalah nggak?" tanya sang papah.

"Seperti biasanya dong pah"

Salsa yang melihat abang nya yang dari tadi diem saja tidak ikut mengobrol dengan yang lainnya.

"Heh bang, lo dari tadi diem aja. Kenapa? Lagi sariawan? Di putusin sama pacar? Di omelin dosen? Di hukum? Di sel-"

"Bacot lo, bisa diem nggak. Kepala gue lagi pusing nih!!" potong Zein dengan bentakan.

"Lo kenapa si bang? PMS lo yaa?" canda Salsa.

"Bacot lo!" Zein bangkit dari duduknya meninggalkan keluarganya yang penuh dengan tanda tanya besar.

"Mah, Abang kenapa sih? Dia kayak cewek lagi PMS tau nggak" kesal Salsa dengan sikap Abang nya yang berubah.

"Nggak boleh gitu ah Sal, mungkin Abang kamu lagi ada masalah kali di kampus nya. Udah yuk kita makan, keburu dingin"

Salsa pun mengangguk dan memulai acara makan malam nya dengan keluarga, walaupun kurang satu orang.

Akhirnya makan malam selesai. Salsa pamit untuk ke kamarnya.

"Good Night pah, mah"

"Good Night sayang, semoga mimpi indah" kecup sang papah di jidat Salsa.

Salsa melaju pergi memasuki kamar miliknya. Dan tertidur pulas di atas kasur empuk milik nya.

Keesokan harinya, Salsa sudah bangun dari jam lima pagi. Sekarang sudah menunjukan pukul enam, ia sarapan pagi bersama keluarganya seperti biasa.

"Bang, anterin gue berangkat sekolah yaa. Sekalian lo berangkat ke kampus" Salsa mulai menyerang Abang nya dengan puppy eyes miliknya.

"Mau banget gue anterin"

"Gitu banget lo. Lo persis kayak senior gue, pedes banget kalo ngomong"

"Hilih, gue segala di sama-samin sifatnya kayak senior lo"

"Emang bener kok. Gue pernah di gituin sama senior gue"

"Gue nggak nanya!"

"Ayolah Bang anterin gue, lo masih marah soal semalem?"

"Masih, kenapa?"

"Maafin gue lah bang, sebagai minta maaf nya gue ajak dah ke Riechees Factory kepengen banget kan lo kesono?"

"Hmm, yaudah ayo berangkat"

"Kalo soal makanan aja langsung" ucapnya pelan.

"Gue denger Sal, denger"

My Ice Boy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang