Lagi-lagi Seongwoo memuntahkan isi perutnya. Bukan, bukan makanan yang ia keluarkan tapi hanya air. Dari semalam Seongwoo hanya berhasil memasukkan air kedalam tubuhnya namun ujungnya air itu kembali keluar juga seolah tak mau masuk barang untuk sebentar dalam tubuh Seongwoo
Disamping Seongwoo berdirilah Daniel dengan setianya. Mata Daniel tak lepas dari gerak tubuh Seongwoo, saat bagaimana Seongwoo menunduk di wastafel rumahnya. Dalam kepalanya terputar secara otomatis perkataan Minhyun kemarin secara berulang-ulang.
"Kita tetap harus meneruskan kemoterapi ini, mau tubuh Seongwoo menerima atau tidak. Ini tidak bisa berhenti ditengah jalan. Jika ini semua berhasil syukurlah, jika tidak ya apa mau dikata, kita hanya tinggal menunggu waktu"
Daniel menghela nafasnya pelan, namun meski begitu tetap saja telinga Seongwoo mendengarnya "Ada apa Niel? Lelah mengurusku?"
Kepala Daniel bergerak kekanan dan ke kiri mengisyaratkan tidak setuju dengan apa yang dikatakan Seongwoo
"Bukan itu, aku tidak akan lelah Seongwoo. Hanya saja aku menyayangkan kondisimu yang makin lemah"
"Aku juga tidak mengerti" Seongwoo berdiri dan beranjak dari wastafel menuju tempat tidurnya. Ajaib, hari ini kakinya mulai bisa melangkah dengan benar meskipun perutnya yang sekarang bergantian berulah dalam tubuhnya "Janji padaku satu hal"
Daniel mendongak, tangannya yang mengupaskan apel dari kulitnya berhenti, ia memusatkan perhatiannya pada Seongwoo
"Mungkin ini bisa jadi permintaan terakhirku. Who knows?" lanjut Seongwoo
"Hei! Kenapa berbicara seperti itu?"
"Aku merasa mungkin tak lama lagi...." Seongwoo menggantungkan kalimatnya "Meskipun Minhyun tidak memberitahuku sepenuhnya tentang kondisiku, tapi aku tetap yang paling tau dengan apa yang kurasakan. Janji padaku kau akan mengajakku kencan lagi setelah kemoterapi terakhirku selesai, ya seperti yang aku bilang. Who knows what happen tomorrow? Aku hanya ingin menghabiskan waktuku denganmu"
"Janji Pramuka!" ucap Daniel lalu memberi hormat seolah ia sedang memberi laporan pada inspektur dalam sebuah upacara "Kau bisa pegang janjiku, kita akan pergi ke sebuah restoran mahal dan mewah. Kita makan sepuasnya disana"
Tak lama terdengar pekikan senang dari Seongwoo
"Kalau begitu sekarang temani aku!"
"Mau kemana?"
"Temani aku membeli wig, topi, atau semacamnya. Aku tidak mau terlihat jelek saat kencan kita, tidak adil saat kau terlihat tampan tapi aku justru terlihat menyedihkan"
Deg! Hati Daniel tersentak, selama ini ia memang tidak memperhatikan itu. Mata Daniel secara tidak langsung menatap menelusuri penampilan Seongwoo.
Sorot mata Seongwoo memang terlihat lelah dengan adanya mata panda yang terlihat hitam, beberapa kali ia mengeluh bahwa ia tidak bisa tidur dengan baik. Pipinya mulai terlihat tirus dengan tidak adanya makanan yang masuk ke dalam perutnya akhir-akhir ini. Helaian rambutnya juga menipis, mengingat kerontokkan yang dialaminya semenjak efek kemoterapi menyerangnya. Selama ini Seongwoo hanya menyembunyikan itu degan hoodie dari jaketnya, tubuhnya akan tenggelam dalam hoodie hitam kesayangannya itu.
"Baiklah" dengan cepat Daniel menyambar kunci mobil yang ia letakkan di dalam laci meja "Jadi kapan kita berangkat?"
***
"Hyungg!!!" pekik Guanlin saat matanya mendapati Seongwoo menapakkan kakinya kembali ke rumah sakit "Kau mendapatkan topi baru?"
Tawa sumringah dari Seongwoo terpancar saat melangkahkan kakinya kepada Guanlin yang sedang duduk di tepian taman bangsal kanker "Baguskan? Kemarin aku pergi membelinya dengan Daniel. Bahkan awalnya dia memilihkan aku topi berwarna-warni, sesuai seleranya, childish, tapi berakhir dengan membeli topi hitam ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
It's (Not) Fine - OngNiel
Fanfiction[COMPLETED] BxB FF - OngNiel cast Genre : Sad and Angst Bahasa baku -Ong Seong Woo- "Maafkan aku harus meninggalkanmu, karna aku harus.." -Kang Daniel- "Aku ada disini, aku masih ada disini.. untukmu, untuk mencintaimu.." -Hwang Min Hyun- "Aku tak s...