*****
Jieun, aku merindukanmu.
Jieun terbangun dari tidurnya. Lagi-lagi ia memimpikan hal yang sama. Namun kali ini ia merasakan ada cairan yang membasahi pipinya.
"Air mata? Aku menangis? Kenapa? Siapa pria itu? Arghh... Kenapa aku harus selalu terbangun sebelum melihat wajahnya?" gumam Jieun..
.
.Sudah seminggu ini Jieun terus saja memimpikan hal yang sama dan terbangun di moment yang sama pula. Meski ia mencoba tidur kembali, ia hanya terus mengulang mimpinya tanpa bisa melihat wajah pria itu. Karena hal itulah belakangan ini tidur Jieun kurang nyenyak. Terlebih lagi, ia merasa seperti sedang merindukan seseorang yang membuat dadanya sesak. Tapi ia bahkan tidak tahu siapa yang dirindukannya.
Pagi itu, ibu dan adiknya tengah sibuk berkemas. Hari ini adalah awal libur musim panas dan siang ini mereka akan berangkat ke London. Ibunya memutuskan untuk sekalian menghabiskan waktu liburan mereka selama seminggu di sana.
"Jieun! Apa kau belum bersiap-siap juga?" omel ibu Jieun.
"Ini aku baru saja mau bersiap-siap ibu" elak Jieun. Ia pun segera kembali ke dalam kamarnya dan mulai mengemasi barang-barangnya. Tak lupa passpor dan kamera dibawanya.
Usai makan siang, Jieun, Jonghoon, dan ibunya memanggil taksi menuju ke bandara. Setibanya di bandara, mereka pun segera check in dan masuk ke dalam pesawat karena pesawat mereka tak lama lagi akan segera lepas landas.
Setelah sepuluh jam penerbangan, mereka akhirnya tiba di London. Inna menyambut mereka di bandara bersama calon suaminya.
"Kak Inna!".
Jieun segera memeluk Inna saat mereka bertemu."Wah Jieun, kau semakin cantik saja" puji Inna.
"Jangan membohonginya, kak" ledek Jonghoon.
Jieun nampak kesal pada adiknya itu. Ia hendak menjitak kepalanya kalau saja ibunya tidak melerai mereka.
"Oh ya, apa dia calon suamimu?" tanya ibu Jieun pada Inna.
"Ah, maaf. Aku lupa memperkenalkannya. Perkenalkan, ini Daniel O' Bryan, calon suamiku. Niel, kenalkan ini bibi dan kedua sepupuku, Jieun dan Jonghoon" ujar Inna.
"Ha..hallo. Nice to meet you" sapa Jieun dengan bahasa Inggris seadanya. Ia memang tidak begitu fasih berbahasa Inggris.
Melihat Jieun yang menyapa dengan bahasa Inggris beraksen Korea membuat Inna tertawa geli.
"Daniel sudah fasih berbahasa Korea, Jieun" ujar Inna.Jieun nampak terkejut dan sedikit malu mendengar ucapan Inna.
"Be...benarkah? Hahaha...""Ya. Inna banyak mengajariku bahasa Korea. Aku juga pernah tinggal di sana sewaktu kecil bersama pamanku" jelas Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tale of Seven Princes
FantasySetiap hari aku selalu memimpikan hal yang sama. Aku mendengar suara seorang pria memanggil namaku. Anehnya, ada rasa rindu saat mendengar suaranya, tapi aku tak mengingat siapa pemilik suara itu. Sialnya, aku selalu terbangun saat hendak menoleh da...