Part 10

798 159 40
                                    

*****

Ibu Jieun, Inna, dan Daniel tengah berkumpul di ruang tengah. Jong hoon sendiri tengah tertidur pulas di kamarnya.

"Bulan purnama kali ini sangat indah ya bi?" ujar Inna.

"Yah. Ini mengingatkanku pada saat Jieun lahir" sahut ibu Jieun.

"Ah, iya. Jieun juga lahir di saat bulan purnama ya?"

Ibu Jieun tersenyum mengangguk, membenarkan pertanyaan Inna.

"Kalau diingat kembali, awal kehidupan Jieun benar-benar sangat mengkhawatirkan" ujar ibu Jieun seraya menerawang.

"Memangnya Jieun kenapa?" tanya Daniel.

"Anak itu, dulu sakit-sakitan. Bahkan nyawanya hampir tak tertolong. Kalau saja waktu itu paman dan bibi tak pergi menemui shaman itu, mungkin kau takkan pernah berkenalan dengannya" jawab Inna.

"Melihatnya sekarang tumbuh dengan sehat, siapa sangka dulu nyawanya pernah hampir tak tertolong" imbuh ibu Jieun.

"Benarkah? Aku jadi penasaran, bagaimana ceritanya?" tanya Daniel kembali. Wajahnya nampak antusias dan penasaran sekaligus.

Ibu Jieun tersenyum menatap Daniel kemudian kembali menerawang, jauh ke masa lalu. Ingatannya mulai menelisik ke masa itu. Masa yang sangat sulit untuknya dan suaminya.

Flashback
Seorang wanita berjalan tergesa-gesa sambil menggendong seorang bayi. Nampak keringat bercucuran dari sekujur tubuh bayi itu. Bahkan bayi itu terlihat mengalami kesulitan bernafas. Wanita itu mempercepat langkahnya sambil sesekali menyeka keringat yang membasahi wajah bayinya. Suaminya nampak menuntun langkah wanita itu di depan. Sesekali ia menengok ke belakang untuk melihat keadaan istri dan anaknya.

Mereka pun tiba di depan sebuah kuil tua di tengah hutan. Sang suami mengetuk pintu kuil yang tertutup rapat.

"Permisi, apa shaman Han ada di dalam?"

Perlahan pintu kuil mulai terbuka, menampilkan seorang renta yang terbalut pakaian shaman menyambut mereka.

"Masuklah" ajak sang shaman pada sepasang suami istri itu.

"Shaman, kami ke sini karena...."

"Anakmu bukan? Tak satupun dokter yang bisa menyembuhkan penyakitnya maka kau membawanya kemari, bukan?" sela sang shaman yang membuat suami istri itu terkejut.

"Ba...bagaimana kau bisa tahu?" tanya sang istri.

"Duduklah dulu" ujar Shaman itu seraya mempersilahkan mereka berdua.

"Ceritakan lebih jelasnya padaku" pinta Shaman itu sesaat setelah sepasang suami istri itu duduk di depan mejanya.

"Putri kami sejak lahir tubuhnya memang lemah dan sering sakit. Anehnya, dokter mengatakan kondisi putri kami baik-baik saja dan tidak ada gangguan kesehatan apapun. Tapi sejak ulang tahunnya yang pertama sebulan yang lalu, kondisinya semakin parah. Ia sering demam tinggi dan merasa kesakitan, bahkan ia kerap muntah darah. Kami sudah membawanya ke beberapa dokter. Tapi hasilnya tetap sama. Tak ada penyakit yang dideritanya. Ia hanya diberikan obat penurun panas dan pereda sakit. Tapi kondisinya tak kunjung membaik" jelas wanita itu. Nampak jelas raut cemas dan sedih tergambar di wajahnya.

The Tale of Seven PrincesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang