*****
Seorang pria nampak tengah memandang keluar dari balik jendela ruangan sebuah kastil. Langit di luar sana mendadak terlihat sangat aneh. Dari balik gelapnya langit, nampak beberapa berkas cahaya ungu kebiruan seolah menerobos menerangi kastil tua yang sangat besar itu.
"Sepertinya sebentar lagi ia akan datang" ujar seorang pria yang kini memasuki ruangan bersama lima pria lainnya.
Sementara pria yang sedari tadi memandang jendela, tidak mengalihkan perhatiannya sedikitpun bahkan menyahutpun tidak.
"Sudah berapa lama sejak ia datang kemari?" tanya pria yang lain.
"Entahlah. Selama berada di dunia ini aku sudah lelah menghitung hari. Terlebih setelah ia pergi" sahut pria lainnya.
"Apa ia akan mengingat kita?"
"Jangan bodoh! Meskipun ini bukan pertemuan pertama kita dengannya, tapi ini adalah pertemuan pertamanya dengan kita setelah reinkarnasinya" tegur seorang pria yang berwajah dingin.
"Lalu Justin, apa yang akan kau lakukan bila ia kembali?"
Pria yang ditanyai tersebut masih menatap keluar jendela. Ia nampak tengah bertarung dengan pikirannya sendiri.
"Entahlah kak. Aku takut perasaan ini akan menjadi beban untuknya".
Ia kemudian menjeda sejenak kalimatnya dengan helaan nafasnya sebelum berujar kembali, "mungkin kali ini aku harus menahan perasaanku untuknya".__________________________
Jieun kini tengah diantar oleh Christian ke sebuah kamar yang terletak di ujung koridor lantai tiga.
"Kau boleh tidur di kamar ini selama kau berada di sini. Kalau ada yang ingin kau tanyakan, tanyakan saja. Jangan sungkan pada kami" ujar Christian seraya tersenyum ramah.
Jieun memandang takjub pada ruangan tidur yang besar bergaya Eropa dengan tembok bercat merah jambu dan putih. Tempat tidurnya nampak seperti tempat tidur para putri yang dilihatnya dalam film-film Disney favoritnya. Tak lupa meja rias di tepi ruangan dan jendela besar dengan tirai senada dengan warna tembok dan tempat tidurnya. Kamar itu benar-benar sesuai dengan selera Jieun, seolah-olah kamar tersebut memang disiapkan untuknya.
"Wah, aku tak menyangka kamar seperti ini benar-benar ada. Kupikir ini hanya ada di negeri dongeng saja" ujar Jieun.
Christian nampak terkekeh mendengar ucapan Jieun.
"Apa kau lupa kalau kau memang sedang berada di negeri dongeng saat ini, nona Lee Jieun?""Ah ya, kau benar. Ngomong-ngomong, darimana kau tahu namaku?" tanya Jieun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tale of Seven Princes
FantasíaSetiap hari aku selalu memimpikan hal yang sama. Aku mendengar suara seorang pria memanggil namaku. Anehnya, ada rasa rindu saat mendengar suaranya, tapi aku tak mengingat siapa pemilik suara itu. Sialnya, aku selalu terbangun saat hendak menoleh da...